JAKARTA – Pembangunan pembangkit listrik energi baru dan terbarukan, bisa dikatakan sangat minim efek negatifnya, karena ramah lingkungan dan memerhatikan keberlangsungan sumber energi itu sendiri.
“Pembangkit listrik dari energi baru dan terbarukan, sangat lestari dan sampai sekarang belum ada dampak negatifnya terhadap lingkungan,” kata pengamat energi, Marwan Batubara, di Jakarta, Rabu (15/8/2018).
Pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kata Marwan, tak pelak lagi membutuhkan listrik yang cukup. Selama ini, banyak yang melakukan jalan pintas dengan menggunakan bahan bakar fosil atau minyak bumi sebagai pembangkit listrik.
Sementara, Indonesia memiliki sumber energi berlimpah yang bisa diperbaharui setiap saat, seperti pembangkit listrik tenaga surya, tenaga angin, air (PLTA) dan panas bumi.
Sumber energi ini ramah lingkungan, dan tidak perlu khawatir akan habis. Hanya saja, untuk mengeksplorasinya, beberapa membutuhkan biaya awal yang relatif besar, seperti PLTA.
Namun, di sisi lain biaya operasionalnya relatif murah, dan bisa membangkitkan ekonomi masyarakat setempat, karena ada dampak ikutan dari PLTA, seperti menjadi tujuan wisata lingkungan, pertanian, peternakan ikan keramba dan seterusnya.
Ketika disinggung tentang PLTA Batang Batang Toru di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, yang dipermasalahkan sebagian pihak, Marwan yang juga berasal dari Sumatera Utara mengatakan, semua pihak terkait harus menjelaskan nilai strategis proyek tersebut untuk Sumut.
“Terutama lagi untuk masyarakat sekitarnya,” ujar pria kelahiran Delitua, Deliserdang, Sumut, itu.
Penduduk yang terkena genangan dan proyek harus mendapatkan tempat baru di sekitar proyek, agar mereka menjadi pihak pertama yang mendapat manfaat dari proyek tersebut.
Begitu juga dengan flora dan fauna yaang terdampak. “Fauna tertentu yang harus dijaga kelestariannya, hendaknya mendapat tempat habitat pengganti yang layak,” ujarnya.
Terlepas dari semua itu, menurut dia, yang harus diperhatikan adalah keberlangsungan hidup manusia di sekitarnya. “Pemda dan pelaksana proyek PLTA bisa belajar dari proyek-proyek PLTA lain di banyak tempat di Indonesia, seperti di Jawa dan daerah lainnya”, katanya.
Dia berharap, dukungan dari pemerintah dan masyarakat, agar proyek tersebut terlaksana, karena menjaga lingkungan di sekitar tetap lestari, agar pasokan air konstan memerlukan perawatan lingkungan yang terus menerus. (Ant)