Lampu Tenaga Surya jadi Program Energi Berkeadilan

Ilustrasi lampu tenaga surya - Foto: Dok. CDN

JAKARTA — Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar, menyebut program penyediaan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) menjadi upaya pemerintah mewujudkan energi berkeadilan.

“Listrik desa, LTSHE itu program-program kami untuk bisa memberikan apa yang dinamakan energi berkeadilan. Jadi saudara-saudara kita yang ada di perbatasan, (wilayah) terluar, itu juga bisa menikmati listrik,” katanya, Jumat (10/8/2018).

LTSHE merupakan perangkat pencahayaan berupa lampu terintegrasi dengan baterai yang energinya bersumber dari pembangkit listrik tenaga surya fotovoltaik. Prinsip kerja LTSHE adalah energi dari matahari ditangkap oleh panel surya, diubah menjadi energi listrik kemudian disimpan di dalam baterai.

Energi listrik di dalam baterai ini yang kemudian digunakan untuk menyalakan lampu. LTSHE dapat beroperasi maksimum hingga 60 jam. LTSHE merupakan terobosan program untuk menerangi desa-desa yang masih gelap gulita, yang jumlahnya mencapai lebih dari 2.500 desa di seluruh Indonesia.

Paket program LTSHE antara lain mencakup panel surya kapasitas 20 watt peak, 4 lampu Light Emitting Diode (LED), baterai, biaya pemasangan, dan layanan purna jual selama tiga tahun.

Kementerian ESDM menargetkan sebanyak 175.782 rumah di 2.519 desa di 15 provinsi akan menerima Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) pada tahun 2018.

Anggaran diperkirakan sebesar Rp600 miliar dengan rincian semester I 2018 untuk proses pengadaan dan akan didistribusikan serta instalasi pada semester II.

Pada tahun 2017, Pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp332,8 miliar dari APBN, dengan target sebanyak 95.729 paket LTSHE akan diserahkan kepada 6 provinsi tertimur Indonesia, yaitu Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.

Lihat juga...