Musim Haji, Kemenag Optimalkan Alternatif Tim Pertolongan Jamaah
MEKAH – Kementerian Agama akan mempertahankan keberadaan Tim Pertolongan Pertama pada Jamaah Haji (P3JH) setelah unit paramedis itu memiliki sumbangsih yang baik dalam membantu jamaah terutama di fase krusial Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).
“Tim P3JH dipertahankan pada penyelenggaraan haji tahun depan,” kata Direktur Bina Haji Khoirizi H Dasir di Mekkah, Senin.
Dia menilai, P3JH tergolong efektif dalam mengevakuasi, mengobati dan melayani kebutuhan jamaah terutama terkait paramedis. Tim yang dibentuk Kemenag pada tahun 2018 tersebut berbagi kerja dengan Tim Gerak Cepat (TGC) dari Kementerian Kesehatan sehingga keduanya saling melengkapi.
Khoirizi mengatakan, sinergi keduanya nampak saat membantu jamaah haji Indonesa dalam bidang paramedis terutama di rute Jamarat-tenda Mina pulang pergi yang relatif jaraknya mencapai lima kilometer. Jamarat merupakan tempat jamaah haji untuk melempar jumrah sementara tenda Mina menjadi lokasi berkemah mereka selama mabit.
Adapun jamaah haji Indonesia saat menempuh Jamarat-tenda Mina pulang pergi dilakukan dengan berjalan kaki sehingga menjadi persoalan tersendiri bagi mereka yang sudah uzur dan lanjut usia. Area tersebut sangat krusial sehingga harus dikawal oleh tim paramedis di titik strategis.
“Kita melihat sendiri P3JH, TGC dan petugas perlindungan jamaah serta dibantu unsur lain pontang-panting membopong dan menggendong jamaah kelelahan. Ke depan kalau memungkinkan dan ada alokasi anggaran akan kita tambah personil P3JH,” katanya.
Dia mengingatkan P3JH dan TGC untuk selalu bersinergi karena keberadaannya saling mengisi satu sama lain. “P3JH dibentuk untuk melengkapi petugas kesehatan, karena kita menyadari bahwa hari pertama lontar jumrah dan jalur Jamarat-Mina adalah waktu dan tempat krusial.” P3JH merupakan petugas pelayanan umum yang memiliki kemampuan medis.