Pakar: Revolusi Industri 4.0 Dimulai dari Pendidikan Dasar
BOGOR — Akademisi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof Prio Suprobo menyatakan era revolusi, industri 4.0 atau generasi keempat tidak hanya menjadi beban perguruan tinggi, tetapi harus dimulai dari pendidikan dasar dan menengah.
“Perguruan tinggi mulai mengantisipasi dampak 4.0, ini terus dibahas. Pertanyaan kami dari kalangan perguruan tinggi apakah pendidikan dasar dan menengah sudah mengantisipasi ini atau belum,” kata Prof Prio Suprobo yang juga Ketua Majelis Senat Akademik Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) di Bogor, Jumat (24/8/2018).
Suprobo mengatakan, mengantisipasi dampak revolusi industri jangan hanya ditimpakan ke PTNBH tetapi juga harus dimulai dari pendidikan dasar dan menengah.
“Ini menarik untuk dikaji, apakah pendidikan dasar dan menengah kita sudah mengantisipasi 4.0 dan memfasilitasi generasi milenial saat ini,” katanya.
Menurut Probo, diterapkannya akademik 4.0 tidak hanya berlaku bagi pelajar saja, tetapi juga SDN guru.
Guru harus mengajarkan para siswa untuk belajar menggunakan bahan ajaran 4.0. “Apakah guru sudah bisa mendidik lewat internet, apakah bisa memberi nilai pedagogik melalui internet, ini yang harus difikirkan,” kata dosen Teknik Sipil dari ITS ini.
Sementara itu, Ketua MSA PTNBH periode 2017-2018, Prof Tridoyo Kusumastanto mengingatkan pentingnya pendidikan dasar dan menengah untuk menerapkan pendidikan 4.0.
Menurutnya, akan sangat berpengaruh apabila pendidikan dasar dan menengah belum menerapkan pendidikan 4.0.
“Sangat berpengaruh karena ada namanya student imteks. Kalau tidak nyambung akan lebih sulit bisa dapat mengembangkan dengan kecepatan atau ekselerasi yang dilakukan,” katanya.