Pengungsi di Lombok Barat Butuh Terpal dan Air Bersih

LOMBOK BARAT — Para pengungsi yang kini tinggal di tenda-tenda pengungsian di Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat membutuhkan terpal dan air bersih.

Kasi Trantib Kecamatan Batulayar, Herman Rogo, mengakui kebutuhan paling mendesak warga yang tinggal di posko-posko pengungsian yakni terpal dan air bersih.

“Kalau makanan atau logistik ini sudah banyak. Tapi yang kurang ini terpal untuk membuat tenda dan air untuk kebutuhan sehari-hari,” katanya, Minggu (12/8/2018).

Herman menyebutkan, dari 9 desa di Kecamatan Batu Layar, yang terdampak bencana gempa bumi 7 Skala Richter yang terjadi pada Minggu (5/8) malam, ada empat desa yang paling parah mengalami kerusakan, seperti Desa Senggigi, Senteluk, Batu Layar Induk dan Batu Layar Barat. Sementara, jumlah warga yang terdampak dan kini harus tinggal di tenda-tenda pengungsian 8 ribu orang lebih.

“Rata semua bangunan hampir 60 persen rusak parah. Kalau Senggigi 75 persen rusak, meski di luar kokoh tapi kalau d dalam hancur,” ungkap Herman Rogo.

Diakuinya, pihak Kabupaten Lombok Barat sebetulnya sudah berusaha agar para pengungsi bisa ditempatkan di satu posko induk di Kantor Kepala Desa. Hanya saja, warga tidak mau. Karena, khawatir ada gempa dan menjaga barang-barang.

“Bantuan sudah di droping baik dari pemerintah daerah, dan masyarakat lain seperti pihak swasta, dan lembaga donor lainnya tapi itu pun masih sangat kurang,” jelasnya.

Menurut Herman, ketiadaan terpal dan air bersih membuat masyarakat yang tinggal di posko-posko pengungsian mengeluh. Sebab, tidak adanya atau minimnya terpal mereka akhirnya tidak bisa tidur. Karena, pada malam hari cuacanya begitu dingin.

Lihat juga...