Perajin Purun Harap Pemko Banjarbaru Buka Jaringan Pemasaran Luar Negeri
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
BANJARMASIN — Pelaku usaha kerajinan purun di Kota Banjarbaru mengakui masih belum mampu menjual berbagai produk kerajinan olahan ke pasar luar negeri karena keterbatasan sumber daya manusia.
Menurut salah satu perajin di Kampung Purun Kota Banjarbaru, Siti Mariana, tidak adanya pelatihan khusus dan jaringan untuk memasarkan, membuat produk yang diolah hingga kini hanya dipasarkan di kota setempat dan terjauh ke luar daerah.
“Paling jauh hanya ke luar daerah, seperti Jakarta, Surabaya, Bali dan Jogja. Untuk pasar ke luar negeri masih belum, karena kita tidak punya jaringan dan tidak memiliki pengetahuan agar bisa memasarkan produk hingga kesana,” keluhnya, Senin (20/8/2018).
Padahal, kini produk berbahan purun yang diolah perajin sudah sangat beragam dan unik. Salah satunya, Tas Fashion dengan tambahan motif dedaunan yang dibandrol mulai dari Rp250 ribu dan Tas Sovenir serta Map yang dijual mulai dari Rp40 ribu.
“Untuk produksinya sebenarnya jika dipercaya memenuhi pasar luar negeri kita bisa membuatnya hingga ratusan buah per bulannya. Karena kini di Kampung Purun sudah memiliki sekitar 16 perajin tetap,” tambahnya.
Untuk itulah, ia berharap kedepannya Pemkot Banjarbaru maupun Pemerintah Provinsi Kalsel bisa membantu pihaknya untuk memasarkan produk purun olahan mereka hingga ke pasar luar negeri, baik melalui pelatihan hingga mencarikan jaringan pembeli.
Dengan bisa menembus pasar luar negeri, selain produk olahan mereka bisa lebih dikenal luas, dari sisi harga beli juga jauh lebih mahal dan bisa meningkatkan omset pendapatan usaha mereka.
“Kalau dibeli dengan harga yang lebih mahal, tentu kesejahteraan perajin purun bisa makin meningkat. Dengan demikian makin termotivasi untuk meningkatkan produktifitas dan kreatifitas,” ungkapnya.