Siapkan Kebutuhan, Peternak Tanam Sendiri Pakan Hijauan
Editor: Mahadeva WS
Pakan alternatif disiapkan, dengan memanfaatkan limbah pertanian seperti jerami, jenjet jagung, batang tanaman jagung manis. Pasokan pakan hijauan sangat vital bagi ternak, sehingga ada aturan, pemilik ternak diharuskan menanam pakan hijauan secara mandiri. Hasilnya, setiap peternak di Way Panji stok pakan hijauan, meski harus menyewa lahan tidak produktif untuk menanam rumput gajah.
Penanaman rumput gajah jenis mini dan rumput gajah besar terbilang mudah. Menggunakan sistem stek batang, penanaman dilakukan dengan menancapkan bibit pada lubang yang sudah disiapkan. Saat batang telah memiliki anakan, rumput gajah bisa dipencarkan ke lahan lain, dan bisa dipanen setelah usia tiga bulan.
Penanaman selanjutnya dilakukan sebulan sekali, atau secara bertahap sesuai kebutuhan. “Pemanenan sekaligus dilakukan untuk mengurangi rumpun agar terjadi peranakan yang banyak, terutama saat kemarau,” cetus Sumarno.
Apriantoni (24), salah satu peternak sapi jenis limousin dan PO menyebut, kebutuhan pakan hijauan sangat terasa saat kemarau. Delapan ekor sapi milik Apriantoni dipelihara dengan sistem kandang. Setiap hari ia mencari pakan ke sejumlah lahan pertanian yang sedang panen terutama jerami padi. Jerami disimpan sebagai stok kebutuhan pakan ketika masa panen berakhir.
Selain jerami, ia membeli beberapa karung jenjet jagung dengan harga Rp20.000 perkarung. “Beberapa jenis pakan cadangan tetap saya sediakan sementara untuk pakan hijauan jenis rumput gajah mini dan besar saya tanam,” jelasnya.