PEKANBARU – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, mendeteksi 12 titik panas di Provinsi Riau, yang menjadi indikasi awal kebakaran hutan dan lahan, pada Selasa (25/9/2018).
Berdasarkan data BMKG Stasiun Pekanbaru yang terakhir diperbarui pada pukul 07.00 WIB, Riau masih mendominasi jumlah titik panas di Pulau Sumatra, sejak awal pekan ini. Total ada 23 titik panas (hotspot) di Sumatra, dan 12 di antaranya ada di Riau.
Titik panas lainnya ada Sumatra Selatan, sebanyak lima titik, Lampung tiga titik, dan Bangka Belitung dua titik, dan Bengkulu satu titik.
Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sukisno, menyatakan jumlah titik panas bertambah dibandingkan Senin (24/9) sore, yang terdeteksi 11 titik. Dari 12 titik panas pada pagi ini di Riau, yang paling banyak di Kabupaten Pelalawan dengan lima titik.
Kemudian di Siak dan Kepulauan Meranti, masing-masing tiga titik dan Indragiri Hulu ada satu titik. Selain itu, ada dua titik yang memiliki tingkat keakuratan (level of confidence) di atas 70 persen, sehingga dipastikan adalah titik api.
“Dua titik tersebut di Pelalawan dan Kepulauan Meranti,” katanya.
Stasiun Klimatologi Riau sebelumnya juga menyatakan, sejumlah area di Kabupaten Pelalawan mempunyai risiko tinggi terjadi kebakaran hutan dan lahan, karena hari tanpa hujan lebih dari seminggu.
Secara keseluruhan, Riau akan mengalami cuaca cerah berawan. Potensi hujan ringan pada pagi hari diprakirakan terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Rohil, Kota Dumai, Kampar, dan Inhil.
Pada siang hari, cuaca potensi hujan masih terjadi di daerah yang sama, namun diprakirakan juga meluas ke Kabupaten Kepulauan Meranti, Pelalawan dan Inhu. Hujan di derah tersebut diharapkan bisa membantu proses pemadaman Karhutla.
Sementara itu, pada malam hari potensi hujan ringan terjadi di sebagian wilayah Kampar, Kuansing, dan Bengkalis.
Ia menambahkan, suhu udara di Riau diprakirakan mencapai 24 hingga 33 derajat Celcius, dengan kelembaban udara 45 – 97 persen. Angin bertiup dari arah Timur ke Selatan dengan kecepatan 09 – 27 km/jam. (Ant)