Disdik Jogja Gulirkan Program Gandeng Gendong

Editor: Mahadeva WS

Kepala Bidang Pembinaan SD, Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Rochmat - Foto: Jatmika H Kusmargana

YOGYAKARTA – Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta mengeluarkan langkah inovatif, sister school. Sebuah program yang diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas maupun mutu guru dan sekolah. 

Program yang digulirkan menghilangkan metode pelatihan dan diklat atau workshop yang selama ini dipakai untuk meningkatkan kualitas SDM. Program diganti dengan sister school yang diberi nama Gandeng Gendong. Pada tahap awal, di semester pertama 2018, program diterapkan di tingkat Sekolah Dasar (SD), dan saat ini mulai berjalan di delapan sekolah.

Kepala Bidang Pembinaan SD, Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Rochmat, mengatakan, dalam program Gandeng Gendong, sekolah yang dianggap memiliki mutu bagus, diwajibkan menggandeng sekolah yang secara mutu masih rendah. Kedua sekolah kemudian diminta membuat program peningkatan mutu secara bersama.

Kepala sekolah dan guru kelas enam ditunjuk sebagai pelaku utama program. Keduanya memiliki peran penting dalam menentukan arah kebijakan sekolah maupun mencetak lulusan. “Selama ini kita masih mengandalkan pelatihan-pelatihan, diklat atau workshop untuk meningkatkan mutu guru. Namun semua itu ternyata tidak pernah bisa maksimal. Sehingga kita akhirnya membuat inovasi ini untuk mendobrak sistim lama,” jelasnya, Kamis (20/09/2018).

Dengan ikut sejumlah pelatihan atau diklat, seorang guru kelas mau tidak mau harus meninggalkan sekolah dan murid selama beberapa hari. Dengan program sekolah lima hari, waktu belajar mengajar akan banyak hilang dan terbuang. Terbatasnya jumlah guru yang ada, juga menjadi persolan lain yang harus dihadapi.

Keterbatasan jumlah SDM, membuat seorang guru yang sedang mengikuti diklat, tidak bisa diganti oleh guru lain. Terlebih di tingkat SD, semua guru merupakan guru kelas dan bukan guru mata pelajaran sebagaimana di SMP. “Misalkan seorang guru ikut diklat selama tiga hari. Berarti Dia kan hanya bisa mengajar selama dua hari dalam seminggu. Karena kan pakai sistem lima hari masuk sekolah. Sehingga jadi masalah,” tandasnya.

Lihat juga...