Ekspor Batik di Tengah Dolar AS Naik, Untungkan Perajin

Ilustrasi – Kain tradisional- Dokumentasi CDN

CIREBON — Perajin batik Cirebon, Jawa Barat, mengaku diuntungkan dengan lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), terutama untuk batik yang diekspor ke luar negeri.

“Pasti ada keuntungan, karena untuk penukaran dolar ada kenaikkan ini dari ekspor batik kita,” kata Pengelola EB Batik Cirebon, Hisyam Suleiman di Cirebon, Rabu (12/9/2018).

Hiayam mengatakan pendapatan dari sektor ekspor batik ada kenaikkan pendapatan, meskipun untuk secara kuantitas tidak ada perubahan, karena pengiriman ekspor masih sama sebelum adanya kenaikan dolar As.

Menurut dia, kenaikkan pendapatan yang dirasakan tidak terlalu besar, berkisar 10 hingga 20 persen dari sebelum ada kenaikan dan pada bulan Agustus lalu pihaknya telah mengekspor sebesar 400 kodi.

“Memang jumlah ekspor kita tidak terlalu besar, namun setiap bulan jumlahnya variatif dan biasanya dalam satu bulan bisa satu sampai dua kontener,” ujarnya.

Ia mengaku untuk ekspor batik yang dilakukannya itu ke beberapa negara, seperti Malaysia, Vietnam, Thailand, China, Prancis dan negara lainnya.

Jumlah ekspornya pun lanjut Hisyam, berkisar 20 sampai dengan 30 persen dari produksi dan ini sudah terjadi beberapa tahun terakhir.

Meskipun begitu, ia mengakui bahwa ekspornya masih kalah dengan Malaysia dan China, terutama di sektor batik printing dan cetak, namun untuk batik tulis diakuinya bisa mengalahkan kedua negara tersebut.

“Kita masih kalah sama Malaysia dan China untuk ekspor batik printing dan cetak, namun untuk batik tulis kita menang,” katanya. (Ant)

Lihat juga...