Jalan Tol V: Mintalah Petunjuk pada Tuhan
Oleh: Siti Hardijanti Rukmana
Sahabat,
Usai pelaksanaan tiang pancang pertama, dikatakan, menandai proyek North South Link mulai dikerjakan. Namun apa yang terjadi pada saat itu, kami belum punya dana di tangan.
Perjanjian kredit yang kami ajukan, belum memperoleh persetujuan dari sindikasi tiga bank. Mungkin ada yang bertanya, bukankah waktu itu sudah setuju untuk membiayai?. Betul, namun proyek ini:
- Proyek yang membutuhkan biaya sangat besar.
- Belum pernah dikerjakan oleh swasta sebelumnya.
- Karena proyek ini dilaksanakan oleh swasta, tidak ada jaminan dari pemerintah dalam masalah peminjaman kredit.
- Sehingga pihak bank, merasa perlu memverifikasi usulan kredit, untuk mengetahui, apakah proyek ini merupakan investasi aman.
- Lalu, proyek ini dikerjakan sebagian besar oleh anak-anak muda, yang belum banyak pengalaman di bidang konstruksi, diragukan kemampuannya.
- Verifikasi ini berjalan berbulan-bulan. Dan kemungkinan untuk tidak disetujui, bisa terjadi.
Ada pihak swasta lain yang mendatangi saya, bahkan pemerintah sendiri, menganjurkan, untuk men-subkontrak-kan ke kontraktor asing. Ada yang mengusulkan pula dilakukan dengan sistem Turn Key Projeck, jadi mbak Tutut tinggal enak tidur, dapat keuntungan. Mereka katakan tidak akan mungkin anak Indonesia mengerjakannya tanpa bantuan kontraktor asing. Bahkan ada yang menyampaikan, tidak mungkin dapat menyelesaikan proyek tersebut dalam waktu tiga tahun. Terasa bergolak darah saya mendengar semua itu.
Lalu saya teringat pesan bapak, yang sering kali beliau ucapkan: “Ketahuilah wuk, Pemimpin yang masih disibuki intrik, tidak akan punya cukup waktu untuk mengerjakan hal hal yang seharusnya dilakukan oleh seorang pemimpin. Jadi, kalau kamu tidak dapat menyingkirkan intrik-intrik yang tidak berarti tersebut, maka itu akan menjadi kelemahan kamu. Jangan berharap kamu sukses memimpin.”
Alhamdulillah, nasehat bapak dan ibu selalu melekat di hati. Siaaap bapak laksanakan …. Intrik intrik … EGP deh.