Jalan Tol VII: Prestasi Anak Bangsa

Oleh Siti Hardijanti Rukmana

Sahabat,
Alhamdulillah, proyek jalan layang Cawang Priok ini, akhirnya dapat kami selesaikan satu tahun lebih cepat dari waktu yang diberikan pemerintah kepada kami. Dengan percepatan waktu tersebut, kami dapat menghemat pula biaya proyek jauh lebih rendah dari yang telah kami ajukan.

Mungkin perlu saya tuliskan sekali lagi. Proyek Pembangunan Cawang Priok ini, melibatkan lebih dari 2.000 orang. Yang terdiri dari :

  • 5 persen Sarjana
  • 20 persen Sarjana Muda
  • Selebihnya, tenaga terampil dan setengah terampil.
  • 95 persen berusia di bawah 40 tahun dengan asistensi dan konsultasi Para Pakar Senior Konstruksi

Bapak mengajarkan pada saya, bahwa, “Dalam setiap membangun karya, apapun bentuknya, salah satu syarat utama adalah membangun kesadaran dan kemampuan masyarakat yang terlibat dalam seluruh proses pembangunan tersebut.” Alhamdulillah, kami mempunyai orang tua, yang selalu membimbing kami dengan memberikan nasehat-nasehat dalam kami melangkah di kehidupan dunia dan tujuan akhir akhirat.

Pak Ir Rake … mendapat penghargaan dari PT CMNP atas keberhasilannya dalam menemukan teknik sosrobahu

Saya sangat beruntung, karena dikelilingi oleh orang-orang yang mempunyai kemampuan tinggi di bidangnya. Penuh dedikasi, toleransi, disiplin, mampu mendeteksi kesalahan sedini mungkin, pekerja keras, giat dan penuh tanggung jawab.

Sahabat,
Dengan selesainya jalan layang Cawang Priok ini, menunjukkan :

  • Proyek ini tidak hanya menghasilkan sepenggal jalan modern yang menggantung di atas tanah, tetapi juga mengembangkan sikap baru bagi bangsa Indonesia. Bahwa tidak ada istilah “tidak mungkin” atau “sulit” dalam menyelesaikan tugas besar. Karena semua masalah dapat diselesaikan dan dipecahkan dengan asas gotong royong.
  • Terbentuknya sikap baru, kami bisa… kami bisa… kami bisa.
    Proyek ini tidak kami selesaikan secara magic. Tapi kami bekerja dengan kesungguhan niat dan keyakinan bahwa, kami bisa. Kami bekerja dengan giat, dengan tekun, disiplin tinggi, dengan keringat, dengan air mata, dalam sebuah jaringan kerja dan Network Plan yang disusun secara cermat dalam asas kegotong-royongan dan kesetiakawanan.
  • Kita coret sifat pesimis, dan tidak percaya diri. Yang ada sifat optimis dengan penuh rasa tanggung jawab dibarengi perhitungan yang tepat dan benar.
  • Membuktikan, generasi muda bangsa, bila diberi kepercayaan, akan mampu menjunjung tinggi kepercayaan tersebut, dengan menyelesaikan tugas nya sebaik-baiknya.
  • Bahwa kontraktor Indonesia mampu melaksanakan pekerjaan yang semula diragukan kemampuannya. Tidak ada lagi alasan untuk tidak memberikan pekerjaan lebih banyak lagi kepada kontraktor Nasional.
  • Setelah kami dapat menyelesaikan proyek jalan layang Cawang Priok ini, Alhamdulillah, kemampuan kami sebagai Anak Bangsa dalam bidang konstruksi, diakui di luar negri, kami memenangkan tender pembuatan jalan toll, di Malaysia (at grade) dan Philiphina (elevated road / jalan layang dan kami menggunakan Sosrobahu). Pada saat itu, Presiden Ramos dalam salah satu pidato kenegaraan beliau, menyatakan, bahwa, pemuda-pemuda Philiphina kalau akan belajar teknik konstruksi, belajarlah ke Indonesia.

Menyikapi nasehat bapak bahwa, “manusia itu bukan robot”, maka kami memberikan apresiasi, kepada seluruh yang terlibat aktif dalam pembangunan jalan layang Cawang Priok ini, dengan membangun sebuah Monumen pada saat akhir proyek, dengan mencantumkan seluruh personel dari tingkat atas, komisaris dewan direksi, sampai ke abang-abang pekerja bangunan.

Lihat juga...