Jaswanto, Tumbuhkan Dunia Literasi dari Bali

Editor: Satmoko Budi Santoso

DENPASAR – Jaswanto, mahasiswa jurusan Pendidikan Ekonomi, semester 7, di Universitas Pendidikan Ganesha, Buleleng, Bali ini, sudah berhasil menerbitkan beberapa buku karangan. Tulisan-tulisannya dapat dibaca di media online seperti web dan media sosial lainnya.

Beberapa buku yang pernah ditulis oleh pemuda kelahiran Tuban, Jawa Timur, 21 tahun yang lalu itu, antara lain: Munajat Hati Sebuah Novel (2017) dan Cangkruk Dusun Karangbinangun, sebuah novel melawan patriarki (2018), serta buku ketiganya yang berjudul, Hidup adalah Komedi bagi Orang yang Mau Berpikir (Tentang Gumaman yang Boleh Tidak Anda Baca), masih dalam proses penerbitan.

Anak dari pasangan suami istri Sekar dan Tari Purno itu menceritakan, awal mula suka menulis sehingga bisa menerbitkan buku saat masih duduk di bangku kelas tiga SMA. Waktu itu ia merasa tertantang karena ada salah satu teman di Pesantren Kilat yang jago sekali menulis.

Hingga pada suatu ketika ada salah seorang tutor di Pesantren Kilat yang menjadi tempat belajarnya memberi motivasi dengan mengutip dari penulis dan imam terkenal seperti Pramoedya Ananta Toer.

Jaswanto mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha, Buleleng, Bali yang gemar menulis.-Foto: Sultan Anshori.

“Motivasi saya menulis, dulu ada salah satu teman di Pesantren Kilat yang jago sekali menulis, dan saya tidak mau kalah ceritanya,” kata Jaswanto, saat ditemui, Kamis (13/9/2018).

Bagi Jaswanto, motivasi dalam menulis adalah bahwa dengan menulis, ia menemukan kebahagiaan, kesenangan, kebebasan. Ia pun percaya dengan apa yang pernah dikatakan Pramoedya Ananta Toer dalam tulisannya, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” Dan Imam al-Ghazali, “Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis.”

Lihat juga...