Komitmen Jaga Kestabilan Harga Pangan Pemerintah
Ketersediaan yang aman itu sekaligus untuk mengantisipasi bencana atau gagal panen yang mungkin saja terjadi, misalnya di Indonesia saat ini diperlukan untuk keperluan bantuan pangan korban gempa di Lombok.
Saat ini, secara nasional perbandingan produksi beras dengan kebutuhan pada dasarnya terpenuhi, tetapi karakter produk pertanian adalah musiman dan terpusat pada sentra tertentu.
Oleh karena itulah, tetap diperlukan strategi yang tepat agar terjadi keseimbangan harga di pasar yang stabil berikut harga ideal yang diterima petani.
Banyak Perhatian
Bulog kerap kali menjadi pihak yang paling banyak mendapatkan perhatian ketika fokus mengenai pangan menjadi bahan bahasan.
Keberadaan Bulog memang idealnya menjadi solusi untuk memastikan pangan tetap tersedia sepanjang tahun dan terdistribusi di setiap daerah dengan baik sehingga kebutuhan tersebut terpenuhi.
Menurut Syahroni, untuk melaksanakan tugas tersebut, Bulog memang dalam praktiknya menyerap beras atau gabah dari petani saat musim panen untuk cadangan musim bukan panen dan daerah yang kosong.
Sayangnya, payung hukum bagi eksistensinya kini tidak terlampau menguntungkan. Persoalannya sekarang adalah Bulog berbadan hukum sebagai perusahaan umum sehingga salah satu kebijakannya mewajibkan untuk melakukan aksi ambil untung.
Sebagai BUMN, Bulog harus menuai laba agar tidak berrapor merah.
Ia menambahkan, kondisi ini menuntut Bulog kemudian memutar otak, bahkan terkadang ada potensi modal yang dipakai untuk menyerap beras seringkali disarankan pinjam ke bank.
Padahal “argo” bunga dari bank, kata dia, sudah harus berjalan sejak pinjaman sehingga Bulog seringkali rugi.