Kotawaringin Timur Basis Pengembangan Perikanan Tangkap
SAMPIT – Perikanan tangkap masih mendominasi produksi ikan di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, karena potensinya dinilai masih sangat besar dan lebih cepat mendapatkan hasil.
“Produksi perikanan dengan cara budidaya sebenarnya potensinya menjanjikan, tetapi dianggap lebih rumit. Kalau dengan cara tangkap kan enak karena ikannya sudah ada, jadi tidak perlu membesarkan ikan seperti yang dilakukan pembudidaya ikan,” kata Kepala Dinas Perikanan Kotawaringin Timur, Heriyanto di Sampit, Minggu.
Pada 2017, produksi ikan di Kotawaringin Timur sekitar 16.000 ton. Terdiri dari produksi hasil tangkapan sebanyak 10.000 ton lebih dan budidaya 5.000 ton lebih.
Potensi sektor perikanan masih cukup besar karena permintaan sangat tinggi. Tidak hanya di daerah sendiri, hasil perikanan juga dipasarkan ke daerah tetangga seperti Kabupaten Seruyan dan Katingan.
Nelayan tangkap terkonsentrasi di kawasan Selatan atau pesisir karena mata mencaharian mereka memang mencari ikan di laut dan sungai.
Keluarga nelayan tersebar di Kecamatan Teluk Sampit, Pulau Hanaut dan Mentaya Hilir Selatan, namun terbanyak di Desa Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit.
Sementara itu, nelayan budidaya tersebar hampir di semua kecamatan dengan jenis ikan sesuai kondisi kualitas air.
Nelayan tangkap di kawasan pesisir pun kini juga dibantu mengembangkan budidaya ikan agar bisa menjadi sumber penghasilan tambahan bagi mereka, khususnya saat masa paceklik ketika tidak bisa melaut akibat gelombang tinggi.
Salah satu sentra perikanan budidaya adalah Desa Bapeang, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Pekan ini, dilakukan panen raya ikan patin di 45 tambak di desa itu dengan hasil mencapai 40 ton.