Lestarikan Kekayaan Seni Budaya Lewat Gelaran ‘Lima Jam Menari’
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
MALANG — Ratusan mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik Universitas Negeri Malang (PSTM UM) menampilkan pertunjukkan dalam gelaran ‘lima jam menari’ di Kampung Warna-warni Jodipan (KWJ). Pertunjukkan tersebut sedikit berbeda karena digelar di pinggiran sungai Brantas yang memisahakan Kampung Warna-warni dengan Kampung Tridi.
Dosen koreografi PSTM, Robby Hidayat, menjelaskan gelaran di KWJ merupakan upaya penyadaran untuk menumbuhkan kecintaan berkesenian masyarakat urban.
“Kami ingin memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa sebenarnya Indonesia memiliki tradisi-tradisi kesenian yang tidak hanya untuk disimpan, tetapi justru harus ditampilkan di tengah masyarakat, sebagai bentuk upaya pelestarian,” jelasnya di lokasi kegiatan, Minggu (23/9/2018).
Dikatakan Robby, jika biasanya pertunjukan seni diadakan di panggung-panggung yang mewah dan hanya di tonton oleh orang-orang tertentu saja. Tapi sekarang justru di gelar di alam terbuka agar semua kalangan masyarakat bisa menikmatinya.
“Jangan sampai masyarakat tidak tahu seni budaya bangsanya sendiri. Untuk itu selama lima jam ini kami tampilkan berbagai tarian daerah khas Indonesia, mulai dari Beskalan, Golek, Bali, Gambyong maupun tari tradisional lainnya,” tukasnya.
Lebih lanjut disampaikan Robby, selain melestarikan budaya, gelaran juga ditujukan untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke KWJ.
Disebutkan, KWJ merupakan salah satu kampung tematik yang sengaja dihadirkan untuk menambah destinasi wisata di kota Malang. Dengan cirinya-cirinya, penggunaan cat yang berwarna-warni dan aneka gambar mural yang unik.