Mentan Lepas Ekspor 9.000 Ton Manggis Bali ke Tiongkok

Editor: Koko Triarko

BADUNG – Dalam lawatannya ke Bali, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, selain menghadiri penandatangan kerja sama dengan Kadin Indonesia juga melepas ekspor 9.000 ton buah manggis ke Tiongkok melalui Bandara Ngurah Rai, Bali, pada Kamis (6/9/2018).
Menurut Amran, ekspor yang merupakan hasil dari kelompok tani di Desa Padangan, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan tersebut menandai titik balik bagi Indonesia, karena sejak Desember 2017, Tiongkok sebagai pasar terbesar kembali membuka pintu untuk manggis Indonesia.
Pada 2018, jelas menjadi kesempatan untuk menggenjot ekspor manggis, sehingga bisa meningkat signifikan. Dalam catatan, pada 2015 ekspor manggis Indonesia sempat tembus 23.000 ton dengan nilai ekspor USD 6,5 juta, namun pada 2017 menurun menjadi hanya 11.000 ton.
“Sejak dibukanya kembali keran ekspor ke Tiongkok, Indonesia sampai saat ini (Agustus) setidaknya berhasil mendorong ekspor manggis 33.000 ton dengan nilai ekspor USD 9.3 juta. Jauh melampaui ekspor tahun-tahun sebelumnya,” terang Amran kepada sejumlah wartawan, Kamis, (6/9/2018).
Menurutnya, Tiongkok memiliki permintaan yang sangat tinggi. Realisasi ekspor manggis ke Tiongkok periode Januari-Juni 2018 saja sudah mencapai 17.000 ton, dari total ekspor manggis Indonesia 29.000 ton.
Diprediksi hingga akhir 2018, total ekspor tersebut minimal bisa ditingkatkan menjadi 60.000 ton atau naik 600 persen dibandingkan 2017.
Sebagai informasi, Kementan melalui Badan Karantina Pertanian telah bernegosiasi dengan Tiongkok selama lima tahun sebelum akhirnya keran impor mereka kembali dibuka.
Kini, dengan diterbitkannya Protocol of Phytosanitary Requirements for the Export of Mangosteen Fruits from Indonesia to China, yang merupakan hasil kesepakatan otoritas karantina di kedua negara, akhirnya buah manggis pun kembali menghasilkan devisa untuk Indonesia.
Selain Tiongkok, tujuan negara ekspor manggis Indonesia, di antaranya adalah Thailand, Australia, New Zealand, Malaysia, Viet Nam, Uni Emirat Arab, Perancis, Belanda, Saudi Arabia, Oman, Qatar, Hong Kong, Cambodia, Kuwait, Bahrain, Italia, Singapura, Swiss, Spanyol, Kanada, Jerman, Inggris dan Timor Leste. Dan terus diupayakan bisa memperluas pasar ke negara lainnya.
“Manggis buah unggulan ekspor yang eksotis. Indonesia sudah mengekspor buah ini ke 23 negara. Kita fokus untuk budi dayanya, dan serta mendorong harmonisasi aturan SPS-nya (Sanitary and Phytosanitary), agar bisa diterima oleh tujuan ekspor lainnya untuk memperluas pasar,” jelas Amran.
Ekspor produk pertanian tersebut merupakan bukti keberhasilan dalam peningkatan daya saing produk pertanian, sekaligus kemampuan memenuhi standar yang berlaku dalam perdagangan internasional.
“Pelayanan ekspor komoditas pertanian melalui Badan Karantina Pertanian, bahkan telah berorientasi pada penerapan sertifikasi berbasis inline inspection, didukung pertukaran sistem elektronik dengan mitra dagang,” pungkas Amran.
Dalam kesempatan ini, juga dilangsungkan pemberangkatan ekspor 17.000 bibit ayam petelur ke Timor Leste.
Lihat juga...