Musim Kemarau, Warga Olah Hasil Kebun Jadi Bahan Kuliner
Editor: Makmun Hidayat
LAMPUNG — Musim kemarau yang melanda wilayah kabupaten Lampung Selatan berimbas pada kekeringan kebun milik warga.
Mastijah (60), salah satu warga Desa Padan Kecamatan Penengahan menyebut dampak kemarau membuat singkong dan ganyong mengalami kekeringan hingga kemudian dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan gaplek, tiwul serta tepung.
Singkong yang ditanam oleh warga Padan diakuinya merupakan jenis singkong jahe dengan ciri khas lebih pulen,lembut dan berukuran besar. Saat kemarau meski daun singkong sudah rontok namun umbi singkong masih tersimpan di tanah.
Singkong yang sudah dipanen, menurut Mastijah diolah menjadi bahan makanan tradisional diantaranya gaplek, gaplek, oyek. Singkong dalam kondisi bagus bahkan masih bisa diolah menjadi kerupuk singkong yang dikenal dengan opak.
“Singkong jahe memiliki ukuran besar kerap diolah menjadi beragam makanan tradisional terutama saat musim kemarau memanfaatkan sinar matahari untuk proses penjemuran,” terang Mastijah, salah satu warga Desa Padan saat ditemui Cendana News, Sabtu (15/9/2018).
Kerupuk opak diakui Mastijah dibuat olehnya sebagai cadangan pangan karena bisa disimpan dalam wadah kedap udara. Selain bisa digunakan untuk cadangan pangan, ia memastikan sebagian warga lain kerap membeli kerupuk opak dengan harga Rp10.000 perikat berisi sebanyak 20 lempeng opak kering. Opak kering selanjutnya bisa digoreng untuk bisa disantap sebagai lauk makan atau sebagai camilan dengan menggunakan sambal tomat.
