Panen Masa Tanam Ketiga di Lampung Selatan Turun

Editor: Mahadeva WS

LAMPUNG – Kemarau, berdampak berkurangnya pasokan air bagi lahan pertanian di Lampung Selatan. Kondisi tersebut membuat produktifitas padi hasil panen musim tanam ketiga menjadi menurun.

Mulyono (40), salah satu petani padi sawah, di Desa Kelaten, Kecamatan Penengahan menyebut, dampak dari kemarau, sawahnya yang ditanami padi Ciherang kurang mendapatkan pasokan air. Kekurangan air terjadi saat memasuki masa pemupukan pertama, sehingga berakibat produksi padi saat panen menurun.

Produksi padi yang menurun, sesuai dengan perbandingan masa tanam pertama dan kedua yang masuk pada musim penghujan (rendengan). Pada dua musim tanam sebelumnya, Mulyono bisa menghasilkan gabah kering panen (GKP) 5 ton perhektar.

Namun, pada masa tanam ketiga (MT3) yang bertepatan dengan musim kemarau (gadu), Dia hanya bisa memperoleh hasil empat ton. Hasil panen yang menurun secara kuantitas tersebut, membuatnya memilih menyimpan gabah kering panen dan tidak berniat menjualnya. “Hasil panen masa tanam ketiga kualitas padi bagus karena minim hama penyakit tetapi dampak kurangnya pasokan air kuantitas rumpun padi dan bulir padi menurun sehingga produksi merosot,” ujar Mulyono, saat ditemui Cendana News, Kamis (6/9/2018).

Meski ada fasilitas saluran irigasi permanen, akibat hujan belum turun, tanaman padi tetap tidak bisa tumbuh maksimal. Anggota Kelompok Tani (Poktan) Sido Makmur, yang memiliki lahan seluas 50 hektar, masih mengandalkan air dari saluran irigasi sungai kecil di wilayah tersebut. Namun, adanya kegiatan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) berdampak, sungai sumber irigasi petani tertutup.

Lihat juga...