Semangat Anak Rohingya Belajar di Rumah Sakit Indonesia
JAKARTA – Anak-anak pengungsi Rohingya yang tinggal di pengungsian di Cox’s Bazar, Bangladesh, tetap bersemangat belajar di kompleks rumah sakit darurat Indonesian Humanitarian Alliance (IHA).
Tinggal di pengungsian yang penuh dengan keterbatasan tidak mengikis semangat anak-anak Rohingya untuk belajar, demikian disampaikan KBRI Dhaka dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Tanpa seragam sekolah dan alas kaki, beralaskan tanah dan belajar di ruang kelas yang terbuat dari anyaman bambu, anak-anak pengungsi Rohingya tetap antusias dalam menuntut ilmu di sekolah darurat, yang berlokasi di kompleks rumah sakit darurat IHA di kamp pengungsi 15 Jamtoli di Cox’s Bazar.
IHA merupakan gabungan dari 11 lembaga kemanusiaan Indonesia yang diresmikan Kementerian Luar Negeri.
Rumah sakit darurat Indonesia yang dibangun oleh IHA pada awalnya hanya dioperasikan untuk memberikan pelayanan kesehatan. Namun, setelah melihat ada kebutuhan pendidikan untuk anak-anak pengungsi, sejak 2018 kompleks IHA juga memberikan akses terhadap pendidikan walaupun masih dalam skala kecil.
Dalam bangunan bambu seluas 5×7 meter berlantai tanah kegiatan belajar untuk anak-anak pengungsi Rohingya dilakukan oleh seorang tenaga pengajar nonprofesional pengganti, yang juga merupakan warga pengungsi.
Beberapa materi pelajaran, seperti Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa Myanmar menjadi materi yang diberikan oleh pengajar dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak hanya kedua Bahasa tersebut, pengajar bernama Jahangir juga mengajarkan beberapa kosakata Bahasa Indonesia kepada murid-muridnya.
Bahkan, sebagian besar anak-anak pengungsi Rohingya di kamp pengungsian 15 Jamtoli di Cox’s Bazar dapat memahami percakapan dasar dan mampu berhitung dalam Bahasa Indonesia karena sering berinteraksi dengan para relawan Indonesia.