TMII, Ujung Tombak Pengembangan Pencak Silat

Editor: Mahadeva WS

JAKARTA – Perguruan pencak silat, Persaudaraan Setia Hati Teratai (PSHT), hadir di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sejak 1979. TMII, menjadi ujung tombak pengembangan pencak silat sebagai budaya asli Indonesia.

Pelatih PSHT Cabang TMII, Sipit Trisusilo Haryono menyebut, PSHT tampil di Istana Negara atas undangan Presiden ke 2 RI, Jenderal Besar HM Soeharto pada 1979. Usai tampil di Istana Negara, atas arahan Presiden Soeharto, PSHT difasilitasi untuk berlatih di TMII. “Alhamdulillah Pak Harto memberikan fasilitasi latihan di Sasono Adiguno TMII. Kami diminta untuk melatih karyawan-karyawan TMII. Khususnya satpam TMII itu wajib berlatih,” kata Sipit kepada Cendana News, Senin (3/9/2018).

Namun, karena Sasono Adiguno selalu dipakai untuk acara, latihan kemudian di pindah ke Anjungan Jawa Tengah. Seiring waktu, latihan di pindah lagi ke Museum Migas, di dekat Taman Burung. Anggota PSHT yang merupakan karyawan TMII, terus bertambah, bahkan putra dan putri mereka juga ikut berlatih. “Alhamdulillah ada 80 orang yang saat ini berlatih. Mereka putra putri dari karyawan TMII. Latihan rutin setiap Rabu malam dan Minggu malam di Museum Migas,” tambah Sipit.

Dari perkembangan yang ada, dulu yang merupakan peserta latihan, kini sudah ada yang menjadi pelatih, salah satunya adalah, Koordinator Unit-Unit Usaha TMII, Diono. “Pak Diono, sekarang jadi pelatihnya Dara,” ujar Sipit.

Sipit menyebut, Ibu Negara Tien Soeharto, juga mendukung  PSHT berlatih di TMII. Hal itu dikarenakan, pencak silat, dari penilaian Raden Ayu Fatimah Siti Hartinah atau Ibu Tien Soeharto, adalah salah satu budaya tradisi yang harus dilestarikan. “Terlepas dari pengaruh apapun, para atlet pencak silat PSHT meraih prestasi tidak lepas dari peran Pak Harto dan Ibu Tien Soeharto. Semoga dosa-dosa almarhum Pak Harto dan almarhumah Ibu Tien Soeharto diampuni oleh Allah SWT,” ujar Sipit.

Lihat juga...