Tuntaskan Buta Huruf, Kemendikbud Beri Anugerah Empat Daerah

Mendikbud Muhadjir Effendy. Foto: Dokumentasi CDN

Selain itu, pemerintah memberikan layanan melalui program “ampung Literasi” dan “Desa Vokasi”.

“Melalui program ini diharapkan dapat membentuk kawasan desa inisiator pengembangan budaya baca masyarakat dan terbentuknya kelompok-kelompok usaha yang memanfaatkan potensi sumber daya dan kearifan budaya lokal, lebih khusus di daerah-daerah 3T,” kata dia.

Untuk menumbuhkan kesungguhan dan komitmen pemerintah, pemerintah daerah, dan dukungan seluruh masyarakat, peringatan HAI 2018 mengangkat tema “Mengembangkan Keterampilan Literasi yang Berbudaya”.

“Tema ini merupakan inspirasi kepada kita tentang kesungguhan dan komitmen untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan layanan pendidikan keaksaraan sebagai fondasi gerakan pemberdayaan masyarakat, bukan sekadar penuntasan buta aksara semata tetapi juga untuk menumbuhkembangkan keaksaraan dalam arti yang lebih luas,” katanya.

Keberaksaraan atau literasi yang dirumuskan oleh World Economic Forum (2016) merupakan kecakapan orang dewasa abad 21. Terdapat enam literasi dasar yang harus dikuasai oleh setiap orang dewasa, yakni baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, serta budaya dan kewargaan.

“Literasi dan pengembangan keterampilan menunjukkan bahwa keaksaraan bukan hanya sekadar prioritas pada aspek baca, tulis, hitung (calistung), tetapi juga pentingnya pengembangan keterampilan sebagai investasi yang sangat penting bagi masa depan dan kemajuan bangsa yang bermartabat,” ujar Mendikbud Muhadjir.

Pada puncak peringatan HAI Ke-53, ia juga memberikan penghargaan kepada 10 pegiat aksara, 22 tokoh adat pendukung pendidikan keaksaraan dasar pada Komunitas Adat Terpencil/Khusus (KAT), enam pegiat perempuan bidang pendidikan kesetaraan, tiga peserta didik Pendidikan Keaksaraan Dasar, tiga peserta didik Pendidikan Keaksaraan Usaha Mandiri.

Lihat juga...