Waspadai Gula Tersembunyi, Hindari Penumpukan di Badan
Editor: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Meminum teh manis dingin saat makan atau meminum minuman bersoda saat menghabiskan waktu di kafe, merupakan hal yang biasa di Indonesia.
Padahal, kebiasaan ini ternyata mampu memicu tingginya kadar gula di dalam darah, yang akhirnya menimbulkan penyakit pada orang yang mengkonsumsi.
Spesialis Gizi Klinik, dr. Diana F Suganda, M. Kes, SpGK menyatakan, memang sangat sulit untuk menghindari kandungan gula yang tersembunyi dalam makanan dan minuman.
“Gula tersembunyi ini sangat susah untuk dihindari. Karena mayoritas makanan dan minuman itu memiliki kandungan gula. Dan ini tidak disadari oleh yang mengkonsumsi. Mereka merasa tidak mengkonsumsi gula terlalu banyak, padahal jika dikalkulasikan, total asupan gula yang masuk dalam hitungan hari sudah melebihi batasan yang diperbolehkan,” kata dr. Diana saat ditemui Cendana News di kawasan Menteng Jakarta, Rabu (12/9/2018).

Sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan World Health Organization (WHO) batasan gula yang dikonsumsi adalah 50 gram per hari untuk orang dewasa dan 30 gram untuk anak-anak.
“Kalau 50 gram itu sekitar 4 sendok makan. Dan 30 gram itu sekitar 6 sendok teh. Kelihatannya sedikit, tapi rata-rata masyarakat Indonesia hanya menghitung sendok gula yang nyata saja. Tidak memperhitungkan gula yang terkandung dalam makanan atau minuman yang,” ujar dr. Diana.
Lebih lanjut, dr. Diana memaparkan bahwa banyak produk yang dianggap sebagai produk sehat tapi sebenarnya mengandung gula.
“Contohnya, sereal. Kandungan gula dalam semangkok sereal itu sekitar 20 gram per mangkok tukar. Kalau ditambah susu sudah jadi 21 gram. Belum kalau ditambah madu. Bisa 23-24 gram. Ini baru pagi saja. Belum makan siang, cemilan atau minuman manis lain. Sehingga tanpa sadar orang tua membuat kandungan gula di badan anak menjadi tinggi sejak kecil,” paparnya.