Denny Malik: Ibu Tien Soeharto Perintis Kebangkitan Fashion Indonesia

Editor: Koko Triarko

Denny Malik -Foto: Akhmad Sekhu
JAKARTA – Denny Malik termasuk sosok seniman serba bisa yang masih tetap eksis dan bertahan, serta terus berkarya sampai sekarang. Berbagai predikat melekat pada dirinya, seperti koreografer, aktor, penyanyi, fashion desainer, dan lain-lainnya.
Kemampuannya serba bisa memang tak diragukan dalam dunia kesenian dan kebudayaan, sejak zaman Orde Baru hingga sampai sekarang di masa Orde Reformasi ini. Terakhir, Denny turut terlibat dalam pagelaran acara opening dan clossing Asian Games 2018.
“Perkembangan dunia fashion di Indonesia sekarang sudah semakin maju berkembang, tapi tentu ada seleksi alam juga, kalau benar-benar mau berusaha, fokus dan selalu mengekplore, pasti yang akan bertahan bahkan bisa semakin berkembang,“ kata Denny Malik, kepada Cendana News, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (31/10/2018).
Lelaki kelahiran 18 Februari 1963 itu, membeberkan hal tersebut bagi siapa pun yang mau tetap memperhatikan industri dan marketingnya berjalan sesuai perkembangan zaman.
“Apalagi, desain fashionnya sekarang bagus-bagus dan sangat kompetitif, yang tentu tak hanya mengikuti selera pasar, tapi juga harus mampu menciptakan pasar,“ beber seniman yang terlahir sebagai bangsawan Kerajaan Inderapura, Pesisir Selatan, Sumatra Barat, karena merupakan keturunan Raja ke-37 Inderapura.
Denny melihat perkembangan dunia fashion di Indonesia memang semakin membanggakan, tapi sayangnya masih minim atau kurang promosi. “Padahal, promosi termasuk menjadi ujung tombak dalam memperkenalkan produksi karya ke pasar yang lebih besar,“ ungkap pelantun lagu Jalan-jalan Sore (JJS) yang memulai kariernya sebagai penari, kemudian merambah dengan menjadi aktor dan penyanyi.
Sebagai seniman, Denny dengan berbagai predikat, seperti koreografer, aktor, penyanyi, fashion desainer, dan lain-lainnya, tentu harus selalu melakukan inovasi dan kreatif, agar tetap dapat bersaing ketat dengan seniman lainnya.
“Saya sekarang lebih fokus sebagai orang belakang layar, konseptor, mengarahkan dan menggarap karya tari, seperti acara opening dan closing Asian Games 2018, atau pementasan tari sejarah kebesaran Majapahit, Sriwijaya dan kerajaan-kerjaan besar lainnya di Nusantara,“ tutur peraih penghargaan AMI Awards 2003 untuk kategori Artis Pria Dangdut.
Kiprahnya yang sudah lama malang-melintang dalam dunia kesenian dan kebudayaan, Denny mengalami proses berkarya mulai dari zaman Orde Baru.
“Alhamdulillah, pada zaman Pak Harto dengan berbagai acara kegiatan kenegaraan, saya sering terlibat dalam acara-acara seremonial untuk menyambut tamu-tamu kehormatan para pemimpin negara yang berkunjung ke Indonesia,“ terang seniman yang aktif mengajar mata pelajaran iven organizer di SMA Negeri 28 Jakarta dan SMA Negeri 6 Jakarta.
Denny menilai, Ibu Negara Siti Hartinah Soeharto sangat perhatian dalam dunia kesenian dan kebudayaan. “Kalau tidak ada Ibu Tien, tidak ada Taman Mini, kemudian kemajuan fashion di Indonesia juga tak lepas dari peran besar beliau,“ tegasnya.
Denny mengakui, Ibu Tien Soeharto yang termasuk orang yang peran besar dalam merintis kebangkitan fashion di Indonesia.
“Bahan-bahan pakaian yang kita punya yang akhirnya bisa dieksplor dan kemudian diakui dunia internasional dimulai dari Ibu Tien, yang menganjurkan masyarakat Indonesia harus menggunakan dan mencintai produk-produk karya dalam negeri,“ tandasnya.
Lihat juga...