Desa Mandiri Lestari Tamanmartani Miliki Potensi Batik Berkualitas
Editor: Mahadeva WS
Hari fokus membidik kalangan menengah ke atas sebagai konsumen batiknya. Oleh karenanya, batik yang dihasilkan merupakan batik dengan kualitas unggul. Satu batik buatannya, dijual dikisaran harga Rp1,5 juta hingga Rp6,5 juta untuk sarimbit atau pasangan. “Memang saya lebih cenderung kedepankan kualitas. Minim ada tujuh hingga sembilan kombinasi warna dalan batik saya. Setiap batik juga selalu khas tidak ada yang sama. Biasanya motifnya berupa flora dan fauna. Semua warna bisa masuk, dan bisa disesuaikan pesanan,” ungkapnya.
Dibantu sekira delapan orang tenaga, Hari mampu memproduksi sedikitnya 20 batik dalam satu bulan. Satu karya batik membutuhkan waktu hingga satu bulan lebih untuk membuatnya, mulai dari proses desain, pemalaman, pewarnaan hingga finishing.
Lamanya proses pembuatan batik tersebut, membuat Hari kini lebih fokus untuk melayani pasar dalam negeri. Khususnya pesanan-pesanan dari para pelanggan. Ia mengaku tidak lagi kerap mengikuti pameran-pameran di Jakarta, karena alasan tren batik saat ini yang sedang menurun.
“Padahal dulu saat sedang ramai-ramainya, sekali ikut pameran di Jakarta saya bisa dapat sampai Rp40juta. Namun sekarang susah, bahan baku mahal, jualnya juga susah,” ungkap pengusaha yang kini lebih banyak memberikan pelatihan membatik pada sejumlah warga di Sleman itu.
Hariyadi mendukung dan menyambut baik adanya program Desa Mandiri Lestari di desanya. Ia berharap dapat bersinergi dengan pihak pemerintah desa untuk memberdayakan warga masyarakat melalui batik. Terlebih saat ini sudah ada beberapa warga desa yang ikut membatik di tempatnya.