Dialog Transformatif IPB, Angkat Tema Kesenjangan Ekonomi

Ilustrasi - Foto Ist

BOGOR — Sekolah Bisnis IPB menyelenggarakan dialog transformatif dengan mengangkat tema “Mengatasi Ketimpangan dengan Pembangunan Inklusif” di Kampus SB IPB, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/10/2018).

Direktur SB IPB Prof Noer Azam Achsani mengatakan dialog ini dilakukan karena melihat masih ada ketimpangan ekonomi baik di perkotaan dan perdesaan.

Data Badan Pusat Statistis (BPS) mencatat gini ratio penduduk Indonesia hanya turun sebesar 0,001 dari 0,394 persen pada September 2016, menjadi 0,3993 persen pada Maret 2017.

Penurunan gini ratio pada 2017 tersebut terjadi di daerah perkotaan dari 0,409 pada September 2016, menjadi 0,407 pada Maret 2017. Sementara, gini ratio di daerah pedesaan justru meningkat dari 0,316 pesen pada Septembe 2016 menjadi 0,320 pesen pada Maret 2017.

Azam mengatakan, ada banyak dimensi kesenjangan yang terjadi, kesenjangan antar kota dan desa, kesenjangan antar sektor pertanian, dan sektor lainnya, serta kesenjangan antar wilayah.

“Ada sedemikian banyak dimensi kesenjangan, kalau itu kita biarkan tanpa ada alternatif aksi, yang kaya akan semakin kaya, yang miskin akan semakin miskin,” kata Azam seraya mengatakan kegiatan ini menjadi wahana saling diskusi, dan memberikan manfaat bagi semua.

Nila Wardhana dari Lembaga Penelitian The SMERU Research Institute menemukan bahwa desa-desa di Indonesia makin sejahtera namun makin timpang.

Selain itu juga ditemukan adanya perubahan struktur ekonomi, di mana salah satu yang paling menonjol adalah semakin berkurangnya kontribusi sektor pertanian dibandingkan dengan sektor industri dan jasa.

“Transisi tersebut mengakibatkan bergesernya jumlah tenaga kerja, sektor kerja dan lokasi kerja penduduk perdesaan,” kata Nila.

Lihat juga...