Kerajinan Bambu, Pacu Perekonomian Warga Penengahan

Editor: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Ketersediaan bambu apus atau bambu tali di wilayah Desa Gandri, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, cukup melimpah.

Potensi tersebut dimanfaatkan oleh Agus Setiawan (28) warga Desa Gandri, untuk membuat kerajinan berbahan bambu, digunakan sebagai miniatur perahu, rumah, tempat tisu, mahar, suvenir hingga asbak rokok.

Kerajinan tersebut umumnya dibuat berdasarkan pesanan, termasuk pembuatan kursi serta gazebo dari bambu beratapkan daun rumbia.

Agus Setiawan menyebut, bahan baku bambu diperolehnya tanpa membeli karena tanaman tersebut tumbuh alami di kebun yang dimiliki. Proses membeli bambu dilakukan saat rumpun bambu miliknya masih muda, membeli dari petani lain seharga Rp6.000 per batang.

Potensi keberadaan bambu dilirik oleh Agus Setiawan untuk menjalani usaha kecil memanfaatkan bambu. Jenis bambu tali sengaja dipilih karena mudah dibentuk dengan tingkat keawetan yang sempurna serta mudah diperoleh dibanding jenis bambu lain.

“Saya sudah hobi berkreasi dengan bambu sejak sekolah SMP dengan memanfaatkan bambu menjadi kerajinan tangan yang dibeli oleh warga. Kini setelah menikah pesanan cukup banyak,” terang Agus Setiawan, saat ditemui Cendana News, tengah mengerjakan pesanan suvenir dari pelanggan, Selasa (30/10/2018).

Lulusan SMA tahun 2009 tersebut mengungkapkan, sejumlah kerajinan tangan yang dibuat awalnya merupakan pesanan sejumlah rekan untuk hadiah ulang tahun. Hasil karya yang unik, menarik, beberapa di antaranya memiliki fungsi untuk tempat tisu, asbak, vas bunga, mahar dan suvenir.

Selanjutnya mulai diproduksi dalam jumlah banyak. Proses pengerjaan, diakui Agus Setiawan, masih mempergunakan cara manual memakai golok, pisau, gunting, gergaji, lem dan pelitur.

Lihat juga...