Manajer Tabur Puja Ini Intens Belajar dari Pengalaman
Editor: Satmoko Budi Santoso
PADANG – Margono Okta, pria kelahiran 1981 ini, resmi ditetapkan sebagai Manajer Tabur Padang, Sumatera Barat, sejak awal Oktober 2018 ini. Meno panggilan akrabnya, menggantikan Indra Putra, yang bisa dikatakan Manajer Tabur Puja pertama sejak hadirnya program Tabur Puja dari Yayasan Damandiri di Kota Padang.
Meno, bukanlah sosok pria yang baru di dunia yang berhadapan langsung dengan masyarakat melalui Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di Padang. Beliau sudah tergabung dengan Tabur Puja, ketika Tabur Puja masih berada di Koperasi Keluarga Besar (KKB) Taman Siswa, pada tahun 2015 lalu.
Di saat awal bergabung di Tabur Puja, Meno mendapat posisi pekerjaan sebagai bisnis support. Posisi ini untuk melakukan penagihan terhadap anggota yang melakukan tunggakan pinjaman Tabur Puja, karena ketika itu, ada terjadi tunggakan anggota.
Namun seiring waktu berjalan, persis di bulan September 2015, posisinya sebagai bisnis support digantikan oleh Wery, dan dirinya naik menjadi Asisten Kredit (AK). Ketika itu ada 20 Posdaya yang menjalankan perannya sebagai AK.
Dulu, ketika Tabur Puja hadir untuk memberikan pinjaman modal usaha bagi keluarga kurang mampu, memang sangat terasa bagaimana pertumbuhan ekonomi masyarakat di Padang. Tapi, memang tidak bisa dipungkiri ada persoalan yang dihadapi.
“Selama saya menjadi AK persoalan yang dihadapi tentang Tabur Puja itu beragam. Sebut saja, adanya pengurus Posdaya yang memanfaatkan pinjaman Tabur Puja melalui data dari anggota, pemindahan hasil pinjaman ke tangan lain, dan banyak persoalan lainnya.
Kini, dari pengalaman yang pernah saya jalani, dengan memiliki tanggungjawab sebagai Manajer Tabur Puja, persoalan semacam itu, akan coba saya atasi,” kata alumni manajemen di perguruan tinggi AKBP Padang, Senin (8/10/2018).