Produktivitas Jambu Mete Petani Flotim, Meningkat
Editor: Satmoko Budi Santoso
“Saat ini sudah banyak petani yang mulai menebang pohon mete usai melakukan panen. Tapi ada pohon mete yang masih berbuah sehingga mereka akan melakukan penebangan mete pada bulan November nanti,” bebernya.
Bernadus berharap, pemerintah bisa membantu memberikan penyadaran kepada petani lainnya agar bisa mengikuti pola ini. Supaya petani bisa sejahtera dan bila perlu membagikan pupuk kepada petani. Sebaiknya membagikan pupuk organik jangan pupuk kimia.
“Saya bersyukur meski baru tahun pertama, namun sudah mengalami peningkatan hasil produksi. Saya juga akan melakukan penjarangan di area lain seluas 5 hektare, akhir bulan ini. Saya juga akan melakukan pemangkasan sehingga awal tahun saat musim hujan tanaman sudah mulai mengeluarkan tunas baru,” ungkapnya.
Namun, Bernadus menyesalkan harga mete yang awal bulan Juni berkisar antara Rp18 ribu sampai Rp20 ribu, awal bulan Oktober turun menjadi Rp14 ribu sampai Rp 15 ribu per kilogram. Dibeli oleh pedagang yang menetap di kampungnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Flotim, Antonius Wukak Sogen, mengakui, pihaknya awalnya kesulitan untuk memberikan penyadaran kepada para petani untuk melakukan penjarangan mete. Apalagi pada lahan kebun yang metenya sudah berumur 5 tahun dan baru sekali panen. Karena petani mengaku mengalami kerugian.
“Para petani masih berpikir bahwa semakin banyak tanaman mete dalam satu lahan, maka hasil panen juga banyak. Padahal sebailknya. Setelah dilakukan pendekatan dan penyuluhan ada beberapa petani yang menerapkan. Hasil panen pun meningkat sehingga sudah mulai banyak petani di desa-desa yang mengikuti anjuran kami,” ungkapnya.