Puisi di Tapal Batas, Cara Seniman Bekasi Soroti Korupsi
Editor: Mahadeva WS
BEKASI – Peringatan puncak Hari Puisi Indonesia (HPI) di Bekasi Raya, menggema di pojok Kampung Ujung Harapan, Kelurahan Babelan, Kabupaten Bekasi. Berbagai seniman dari kalangan pelajar, mahasiswa, pejabat dan budayawan di Bekasi berkumpul untuk membaca puisi, Sabtu (20/10/2018) malam.
Menariknya, dari puisi yang dibaca para seniman tersebut, mereka menggaungkan puisi tentang korupsi, yang tengah hangat jadi perbincangan di Kabupaten Bekasi. Tema korupsi dalam bait puisi digemakan, disuarakan seolah bentuk protes dan gambaran kekecewaan atas kondisi di Kabupaten Bekasi. Kekecewaan atas, penangkapan sembilan pejabat teras oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), atas suap izin pembangunan Meikarta, menjadi pendorong disuarakannya puisi-puisi tersebut.
“Kalangan seniman mungkin kecewa atas penangkapan Bupati dan pejabatan di lingkungan Kabupaten Bekasi, sehingga Banyak teringat kasus Bupati Bekasi, hingga muncul puisi spontan. Tema kourpsi selalu update dan tujuannya untuk mengingatkan, korupsi adalah suatu kesalahan yang harus dihapuskan,” jelas Ketua Pelaksana HPI 2018, Diyah Kencono Puspito Dewi, usai kegiatan Minggu (21/10/2018) dinihari.
Melalui giat sastra puisi, meski hanya dari ujung kampung, mampu menggaungkan ke seantaro Bekasi, untuk menyentuh roh dan jiwa para pejabat, masyarakat pencinta seni, sehingga menimbulkan aura positif dihati agar menjauhkan diri dari segala hal negatif.
Diharapkan, bisa menyentuh kalangan pengusaha dan pejabat, menjauhkan mereka dari hal negatif seperti prilaku korupsi dan tindak pidana lainnya. Melalui peringatan HPI 2018, Diyah berharap, pelajar, seniman dapat tersentuh hatinya lewat puisi, memberikan kecintaan mereka pada literasi sastra. Tidak hanya terpaku pada televisi, sosial media dan segala hal berbau internet, serta menjauhkan diri dari hal negatif.