Santri Diminta Peka Perkembangan Zaman

Editor: Koko Triarko

SOLO – Pondok Pesantren (Ponpes) yang ada di Indonesia diminta untuk lebih peka terhadap perkembangan zaman. Salah satunya untuk meningkatkan kemampuan, baik di bidang ekonomi maupun pengelolaan Ponpes, agar bisa mandiri.
Hal inilah yang ditekankan dalam pembukaan Santri Expo 2018 yang diselenggarakan di Stadion Sriwedari, Solo, dari tanggal 5-7 Oktober 2018. Banyaknya Pesantren di Indonesia menjadi salah satu potensi luar biasa yang selama ini belum tergarap maksimal. Salah satunya, adalah untuk memperkuat ekonomi  lokal untuk bisa mandiri.
Ketua Umum Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU), Abdul Ghofarrozin, menjelaskan, di Indonesia ada 28.000 pondok pesantren yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dengan jumlah puluhan ribu pesantren, jika dapat  meningkatkan ekonomi akan menjadi potensi tersendiri.
“Khusus di Jawa Tengah, misalnya, ada 4.400 pesantren. Tentu ini merupakan potensi ekonomi yang besar, jika kita garap dengan maksimal. Yakni, bagaimana pesantren ini bisa mandiri dan menginisiasi sebagai pusat ekonomi,”  paparnya, Sabtu (6/10/2018).
Dorongan agar pesantren dapat mandiri dan membangun ekonomi, karena selama ini memang seratus persen dikelola yayasan atau swasta. Karena itu, peningkatan sumber daya manusia (SDM) santri serta meningkatkan keterampilan santri untuk merajut ekonomi sangat dibutuhkan.
Skill ini penting. Apalagi, berbagai pesantren saat ini mempunyai produk unggulan masing-masing.  Karena itu kemandirian harus terus digalakkan, agar pesantren tidak menjadi beban pihak lain,” katanya.
Dijelaskan, Santri Expo yang akan berlangsung hingga Minggu besuk diikuti sedikitnya 70 peserta dari berbagai kalangan. Kegiatan ini diselenggarakan untuk memperingati Hari Santri Nasional (HSN) pada 22 Oktober, mendatang. Santri Expo ini digelar  bertujuan sebagai wadah pengembangan kreativitas santri untuk menampilkan produk unggulan pesantren.
“Expo ini sekaligus bisa menghubungkan pesantren dengan dunia bisnis yang lebih luas.  Pesantren yang memiliki produk  bagus  memiliki pasar yang jelas akan dilirik oleh pelaku usaha dengan sendirinya. Baik itu Pemerintah, BUMN maupun pihak perusahaan swasta, ” tambah pria yang akrab disapa Gus Rozin itu.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo, menambahkan,  peran santri untuk  kemajuan bangsa Indonesia sangat besar.  Selain potensi santri yang sangat besar, ekonomi yang bergerak dari pesantren juga menjadi penyokong bagi ekonomi bangsa Indonesia ke depannya.
“Saya berharap,  pesantren mampu menjadi pelopor perubahan.  Mulai dari pesantren mampu melahirkan ide dan gagasan kreatif dan inovatif yang dapat memajukan bangsa dan negara. Demikian pula santri  diharapkan bisa menjadi agen perkembangan ekonomi bagi masyarakat,” tandasnya.
Lihat juga...