Tembus Rp15.000 Per-dolar AS, Rupiah Dalam Tekanan Cukup Besar

Ilustrasi/Foto: Dokumentasi CDN.

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mengatakan, nilai tukar rupiah sedang menghadapi tekanan cukup besar. Hal itu mengakibatkan, nilai tukar rupiah terdepresiasi melewati level psikologis baru di Rp15.000 per dolar AS, pada Selasa (2/10/2018), yang menjadi nilai terlemah rupiah di beberapa tahun terakhir.

Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo mengatakan, Bank Sentral tidak akan berdiam diri. BI Tetap melakukan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah di pasar. “BI terus berada di pasar menstabilkan rupiah yang tekanannya cukup besar,” kata Dody, Rabu (3/10/2018).

Setelah diperdagangkan pada level yang menembus Rp15.000 per dolar AS pada Selasa, mata uang Garuda Rabu pagi masih terkulai di level pelemahan yang sama. Hingga pukul 10.00 WIB, rupiah di pasar spot diperdagangkan di Rp15.082 per dolar AS atau melemah 40 poin dibanding penutupan Senin (2/10/2018).

Memantau Kurs Refrensi Jakarta Interbank Spot Dolar AS (Jisdor) yang diumumkan BI pada Rabu (3/10/2018) pagi, rupiah melemah 100 poin di Rp15.088 dibanding kondisi di Selasa (2/10/2018) yang Rp14.988. “Faktor global dan domestik sama-sama mendominasi pegerakan rupiah pekan ini,” kata Ekonom INDEF Bhima Yudhistira.

Faktor global yang dimaksud Bhima di antaranya, kenaikan harga minyak mentah hingga 85 dolar AS per barel atau melonjak 28 persen secara tahun berjalan (ytd). Kondisi tersebut disebabkan berkurangnya pasokan, setelah aksi pemboikotan minyak Iran yang diserukan Presiden AS Donald Trump.

Sedangkan faktor domestik di antaranya, sentimen dari proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III 2018, yang diperkirakan berada di 5,1 persen atau lebih rendah dibanding kuartal II 2018 yang 5,27 persen. Angka deflasi 0,18 persen (mtm) pada September 2018 juga belum memberikan sentimen positif. (Ant)

Lihat juga...