Balai Pustaka Konsisten Hidupkan Sastra Indonesia

Editor: Koko Triarko

JAKARTA – Banyak wadah kegiatan sastra sekarang ini terus menggeliat dengan mengadakan berbagai acara sastra, seperti Sanggar Sastra Balai Pustaka, yang menggelar acara Malam Apresiasi Sastra di Balai Pustaka, Jakarta.
Kegiatan ini sangat positif mewadahi masyarakat, terutama anak muda generasi milenial Balai Pustaka serta peserta sanggar sastra dari Angkatan III, untuk tampil mengekspresikan diri, yakni baca puisi dan prosa, musikalisasi puisi, deklamasi dan monolog.
“Ini adalah ruang yang sangat bagus sekali untuk generasi milenial,“ kata Devi, mewakili mentor Sanggar Sastra Balai Pustaka, dalam acara “Malam Apresiasi Sastra” di Istana Peradaban Balai Pustaka, Jakarta, Sabtu (24/11/2018) malam.
Devi, mewakili mentor Sanggar Sastra Balai Pustaka -Foto: Akhmad Sekhu
Devi membeberkan, dibukanya ruang-ruang kreatif bagi anak-anak ini, terutama anak sekolah, dari menengah pertama, sampai tingkat umum.
“Ruang-ruang ini akan semarak dan sangat mempunyai manfaat yang sangat besar bagi generasi ke depan,“ bebernya.
Untuk itu, lanjut Devi, ia mengucapkan terima kasih kepada Balai Pustaka, yang telah membuka ruang yang luar biasa bagi Sanggar Sastra, sejak angkatan pertama sampai angkatan ketiga ini.
“Kami merasa sangat berbahagia, dan terus mengajak BUMN lainnya untuk peduli pada generasi muda, melalui ruang-ruang berlatih seperti Sanggar Sastra Balai Pustaka ini,“ terangnya.
Devi berharap, ke depan bukan hanya di sini, tapi akan terus berkeliling, bahkan menelusuri berbagai daerah seluruh Indonesia untuk menggerakkan ruang-ruang kreatif seperti ini.
“Dengan sastra, kita bahagia, dengan sastra kita banyak saudara, jayalah sastra Indonesia,“ ujarnya.
Sedangkan Dirut Balai Pustaka, Achmad Fachrodji, menyampaikan, Balai Pustaka akan terus menjaga peradaban sastra Indonesia, yang salah satu di antaranya dengan mengaktifkan Sanggar Sastra.
“Hal ini agar generasi muda mempunyai ruang untuk berlatih dan mencintai sastra, yang kelak akan melahirkan penerus sastra,” katanya.
Sanggar Sastra, lanjut Achmad Fachrodji, adalah bagian penting perjalanan Balai Pustaka, yang kini telah memasuki usia 101 tahun. “Karena dari awal pendiriannya, Balai Pustaka itu dijadikan rumah besar bagi sastrawan Indonesia,“ ungkapnya.
Menurut Achmad Fachrodji, pada 2010 Balai Pustaka sudah hampir mau mati, tapi kini setelah Balai Pustaka bangkit lagi, mau tidak mau aura sastra harus dihidupkan lagi melalui pendirian Sanggar Sastra ini, yang kini sudah Angkatan III.
“Dengan demikian, maka Balai Pustaka membangkitkan aura sastra Indonesia,“ tegasnya.
Acara Malam Apresiasi Sastra itu juga sekaligus sebagai ruang ekspresi bagi peserta pelatihan Sanggar Sastra angkatan III. “Ini semacam hasil godokan selama menjalani pelatihan di Sanggar Sastra,” kata penanggungjawab program Sanggar Sastra Balai Pustaka, Huriyani.
Peserta Sanggar Sastra Balai Pustaka Angkatan III sebanyak 110 orang, berasal dari sejumlah sekolah menengah di Jabodetabek, mahasiswa dan sanggar umum. Mereka diberi pelatihan menulis puisi dan prosa, musikalisasi puisi, deklamasi dan apresiasi sastra. Program pelatihan Sanggar Sastra Balai Pustaka ini dilakukan bersama dengan Komunitas Musikalisasi Puisi Indonesia (Kompi).
Lihat juga...