Berusia Setengah Abad, Lex Nederlof Pebalap Tertua di Tour de Singkarak

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

“Saya berkeinginan sekali membawa keluarga. Mungkin usai Tour de Singkarak 2018 ini selesai, saya bicarakan dengan tim saya, bagaimana kalau berlibur dulu, sebelum kembali ke negara asal. Karena saya benar-benar ingin merasakan dan mengenal lebih luas lagi tentang Sumatera Barat,” ujarnya.

Baginya, menjadi peserta Tour de Singkarak dengan usia yang tidak muda lagi, soal kemenangan tidak lagi menjadi tujuan utamanya. Karena ia sadar, banyak usia-usia muda yang memiliki tenaga lebih baik darinya. Setidaknya, kehadiran Nederlof mampu memotivasi para pebalap lainnya.

“Kemenangan memang bukan menjadi incaran saya. Tapi dalam balapan ini saya konsisten dan bertekat menuntaskan seluruh etape,” tegasnya.

Ia menceritakan, keikutsertaan dirinya dalam berbagai balap sepeda, selain ingin memotivasi para pebalap usia muda, baginya bersepeda adalah hobi.

Ia sudah mengendarai sejak usia anak-anak. Tidak hanya sebuah alat untuk balapan, tapi dalam kesehariannya juga menggunakan sepeda.

Nederlof tidak hanya ikut pada balap sepeda Tour de Singkarak. Ia juga telah mengikuti balap sepeda di berbagai gelaran di Indonesia seperti Tour de East Java dan Tour de Banyuwangi Ijen serta sejumlah tur di Asia Tenggara.

Prestasi yang berhasil dicatat oleh Leendert Arie Nederlof adalah ketika menjuarai Melaka Governor’s Cup di Malaysia 2013. Bahkan di tahun depan akan menjadi musim ke-40 bagi Nederlof sebagai pebalap sepeda berlisensi dari UCL.

Lihat juga...