Distabun: Hingga Oktober, Produksi Jagung di Lebak Capai 21.500 Ton

Ilustrasi panen jagung [CDN]

LEBAK — Dinas Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mencatat produksi jagung di wilayahnya hingga Oktober 2018 mencapai 21.500 ton dengan areal panen seluas 7.596 hektare.

“Kami mengapresiasi produksi jagung bulan ini meningkat dibandingkan bulan September 2018 mencapai 16.230 ton,” kata Kepala Seksi Padi dan Palawija Distabun Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Rabu (28/11/2018).

Peningkatan produksi jagung tersebut dipastikan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi petani.

Petani bisa menghasilkan uang Rp15 juta per hektare dengan asumsi harga pipilan Rp3.000/kg dan produktivitas rata-rata lima ton per hektare.

Saat ini, petani mulai menggeliat membudidayakan tanaman jagung, selain tanaman padi dan hortikultura, sehingga ke depan bisa menjadi andalan ekonomi petani dan menyumbangkan kesejahteraan bagi keluarganya.

Karena itu, pihaknya mendorong petani agar melaksanakan percepatan tanam jagung pada September-Desember 2018.

Selama ini, tanaman jagung tumbuh subur juga tidak ada serangan hama dan penyakit tanaman.

Kebanyakan petani menanam jagung dengan benih unggul jenis varietas metro karena produktivitasnya cukup tinggi.

“Kami berharap petani terus meningkatkan rekayasa teknologi cara bertanam jagung agar produktivitas mencapai delapan ton per hektare,” katanya.

Menurut dia, Kementerian Pertanian pada 2018 menyalurkan bantuan benih jagung melalui program upaya khusus (upsus) jagung seluas 27.000 hektare.

Sebagian besar benih jagung itu sudah dilaksanakan percepatan tanam dan ditargetkan sebagian bisa ditanam hingga Desember mendatang sehubungan curah hujan cenderung meningkat.

Selama ini, perguliran transaksi produksi jagung dapat meningkatkan pendapatan ekonomi petani menjadi lebih baik, sehingga bisa mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran.

Lihat juga...