Distan Tapin Kembangkan Pertanian Padi Gogo Rancah
TAPIN — Dinas Pertanian Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, kini berupaya mengembangkan sistem pertanian padi gogo rancah untuk meningkatkan produksi pangan di daerah tersebut.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tapin, Wagimin, mengatakan saat ini pihaknya fokus meningkatkan produksi pangan dengan memaksimalkan waktu tanam.
Menurut Wagimin, dengan sistem tanam gogo rancah, petani bisa memaksimalkan masa tanam, dari sebelumnya satu kali tanam, menjadi dua bahkan tiga kali tanam dalam satu tahun.
Hal tersebut sangat mungkin dilakukan, kata dia, karena daerah pertanian di Tapin merupakan pertanian tadah hujan.
“Potensi wilayah pertanian di Tapin diuntungkan dengan sistem tadah hujan, sehingga pertanian yang paling cocok adalah dengan sistem tanam gogo rancah,” kata Wagimin di Rantau, Kalimantan Selatan (Kalsel), Selasa (13/11/2018).
Sehingga, perhitungan terkait musim dan irigasi yang bagus dan memadai, sangat penting untuk terus dimaksimalkan.
Sebagaimana artikel dalam blog gerbang pertanian diterangkan, selain ditanam pada lahan sawah, tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering disebut dengan budi daya padi gogo rancah.
Pada sistem budi daya padi gogo rancah seolah-olah tanaman padi dianggap seperti tanaman palawija, sehingga kebutuhan air dalam sistem ini sangatlah minim. Sistem budi daya padi gogo biasanya dilakukan pada tanah-tanah yang kering atau tanah tadah hujan.
Kelebihan sistem tanam gogo rancah dibanding sistem sawah di antaranya adalah penghematan tenaga kerja tanam, penghematan tenaga kerja pemeliharaan, dan tentunya lebih menghemat waktu.
Adapun kekurangan cara tanam gogo rancah adalah produksi yang dihasilkan tidak sebesar dengan sistem tanah sawah. Wagimin mengungkapkan, saat ini petani di Tapin kebanyakan menanam padi varietas Mikongga, Ciherang, dan Inpari BB42.