Indonesia Komitmen Cegah Zoonosis

Editor: Koko Triarko

Anung Sugihantono, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan. -Foto: Sultan Anshori.
BADUNG – Pemerintah Indonesia menegaskan komitmen, untuk mencegah dan menanggulangi penyebaran penyakit zoonosis secara global. Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan Kemenko PMK, Sigit Priohutomo, mengatakan, sudah banyak upaya yang dilakukan Indonesia untuk meningkatkan kapasitas sumberdaya di bidang kesehatan terpadu, dalam menanggulangi ancaman kesehatan global, khususnya zoonosis. Salah satunya dengan menginisiasi kerja sama lintas sektor.
“Tiga kunci keberhasilan pengurangan risiko pandemi adalah koordinasi, advokasi, dan kolaborasi antarpemangku kepentingan,” ucap Sigit, saat ditemui dalam persiapan acara Pertemuan Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis, sebagai salah satu rangkaian acara Global Health Security Agenda (GHSA) Ministerial Meeting, Senin, (5/11/2018).
Sigit menambahkan, kerja sama lintas sektor dalam pencegahan dan pengendalian zoonosis ini juga diwujudkan melalui kerja sama program Emerging-Pandemic Threats (EPT-2), dengan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).
Kerja sama ini turut melibatkan Kementerian Pertanian; Kementerian Kesehatan; Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, perguruan tinggi, lembaga penelitian, pemerintah daerah, serta organisasi internasional seperti WHO dan FAO.
“Dalam pertemuan GHSA besok, rencana akan dihadiri oleh perwakilan dari 15 negara yang tergabung dalam Zoonotic Diseases Action Package (ZDAP), hadir membahas pencapaian dan rencana aksi implementasi 2014-2019,” katanya.
Menurutnya, rencana aksi implementasi ini menjadi salah satu hal penting yang dicapai oleh kepemimpinan Indonesia dalam forum internasional pengendalian penyakit zoonosis.
“Dalam rencana aksi tersebut beberapa hal penting disetujui bersama, termasuk dukungan masing-masing negara anggota ZDAP untuk melanjutkan penanganan penyakit zoonosis, pertukaran informasi, peningkatan kapasitas, serta komitmen jangka panjang penanganan tanggap darurat zoonosis,” jelas Sigit.
Sementara itu, Anung Sugihantono, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan, mengatakan telah ada sistem kewaspadaan dini dan respons yang terintegrasi untuk mengatasi ancaman pandemi pada manusia.
“Salah satu keberhasilan dalam pengendalian zoonosis adalah dengan menurunnya angka kasus pada flu burung pada manusia, sejalan dengan menurunnya kasus pada hewan melalui kerjasama antara petugas lapangan dari sektor kesehatan masyarakat dan kesehatan hewan,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, diperlukan kerja sama oleh semua pihak. Terutama peningkatan relawan di lapangan. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan adalah pola hidup sehat.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketut Diarmita, selaku Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. Menurutnya, upaya pengendalian zoonosis merupakan prioritas utama dalam kesehatan hewan, karena dapat meminimalisir ancaman pada kesehatan masyarakat dan meningkatkan ekonomi industri peternakan.
Ketut menegaskan, bahwa kesehatan hewan sangat berperan penting terhadap terciptanya kesehatan global, terlebih karena hewan adalah salah satu sumber pangan.
Selain itu, pencapaian yang tak kalah penting terkait penanggulangan zoonosis yang bersumber dari satwa liar disampaikan oleh Wiratno.
Ia mengatakan, diperlukan peningkatan kapasitas sumber daya kesehatan hewan dalam deteksi, pencegahan, dan respon terhadap penyakit hewan, terutama zoonosis.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wiratno, mengatakan, pencapaian yang tak kalah penting terkait penanggulangan zoonosis yang bersumber dari satwa liar.
Menurutnya, Pembangunan Sistem Informasi Pelaporan Kesehatan Satwa Liar (SEHATSATLI) merupakan salah satu upaya deteksi dini penyakit pada satwa liar di eks-situ yang berpotensi menular pada hewan domestik dan manusia.
Di tengah keberhasilan Indonesia dalam mengendalikan ancaman pandemi, Sigit kembali mengingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan oleh lintas sektor, untuk mencegah pandemi di masa depan.
Mengingat sumber daya alam Indonesia termasuk keanekaragaman hayati yang ada, corak sosial ekonomi masyarakat, maka Indonesia tetap menempatkan pencegahan zoonosis dan Penyakit Infeksi Baru (PIB) sebagai prioritas upaya pengendalian.
“Oleh sebab itu, kami berkomitmen menanggulangi zoonosis dengan membentuk gugus tugas One Health yang anggotanya terdiri dari lintas sektor, untuk pengendalian zoonosis bersumber satwa liar,” pungkasnya.
Lihat juga...