Kargo Bandara Ngurah Rai Hanya Berkapasitas 50 Ton
Editor: Satmoko Budi Santoso
BADUNG – Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV, Herson, menegaskan, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, mengalami berbagai kendala dalam kinerja logistik.
Beberapa kendala utama yang dialami adalah fasilitas dan kapasitas kargo. Di Bandara Ngurah Rai memiliki satu gudang kargo dengan kapasitas hanya 50 ton per hari.
Lebih jauh, Herson mengatakan, Bandara Ngurah Rai sebenarnya memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan Singapura. Analisa menunjukkan, bahwa mengirimkan kargo dari Australia ke Jepang lewat Denpasar memiliki keunggulan waktu bila dibandingkan lewat Singapura.
“Namun demikian, Bandara Ngurah Rai belum memiliki kesiapan yang memadai. Kapasitas gudang kargo hanya 50 ton per hari. Selain itu hanya terdapat satu gudang kargo. Idealnya, tiga gudang kargo, yaitu gudang kargo internasional, domestik, dan transshipment (kargo angkut lanjut),” ucap Herson, di sela acara Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Puslitbang Udara di Badung Bali, Kamis (29/11/2018).
Sementara dari sisi kapasitas belly pesawat, lanjut Herson, di Bandara Ngurah Rai sebenarnya sangat memadai, yakni bisa mencapai 2.000 ton per hari. Namun, yang baru bisa dimanfaatkan hanya 150 ton per hari atau utilitasnya hanya sekitar 6 persen. Artinya, pemanfaatan terhadap kapasitas belly pesawat masih sangat kurang.
“Mengapa baru bisa mencapai 150 ton? Pertama masalah gudang kargo. Gudang kargo di Ngurah Rai kapasitasnya hanya 50 ton per hari. Kedua, masalah koneksitas regulasi. Saat ini belum ada kesesuaian antara karantina, bea cukai, dan Otoritas Bandar Udara yang mengawasi. Artinya, harus ada kesesuaian keseluruhannya sehingga rancangan untuk menjadikan 2.000 per hari bisa tercapai,” imbuh Herson.