NTSB Hadir, Mendukung Proses Investigasi Jatuhnya JT 610
Editor: Mahadeva WS
Laporan awal tersebut, akan berisi facto information, untuk kronologi kejadian, disebutkan juga operator yang mengoperasikan pesawat, yang mengendalikan pesawat tanpa menyebut nama maupun lisence, hanya pengalaman dan tingkat kesiapan, data meteorologi dari BMKG, dan data dari operator bandara dimana pesawat itu berangkat.
Semua proses pengunduhan, akan dilakukan di laboratorium KNKT. Semua alat yang dimiliki KNKT Indonesia, dianggap cukup mumpuni. “Untuk analisa, nanti akan dilakukan oleh KNKT, juga dengan bantuan semua pihak, termasuk NTSB,” jelasnya.
Terkait isu yang menyatakan bahwa hasil analisa harus menunggu pihak NTSB Amerika Serikat, Ony dengan tegas menyatakan bahwa hal itu tidak benar. “NTSB itu hanya membantu kita, komandannya tetap Indonesia. Kita punya caranya, kita punya teknologinya, kita punya rencana kerja, jadi itu yang akan pergunakan. Kita sampaikan itu kepada mereka, baru mereka kasih apa yang bisa dibantu. Seperti dengan Boeing, kita butuh buku manualnya,” tegas Ony.
Sementara itu, usai ditemukannya kotak hitam dari Lion Air JT 610, yang jatuh di Tanjung Karawang di hari ke-empat pascakejadian, Kamis (1/11/2018), Badan SAR Nasional (Basarnas), langsung menyerahkan temuan tersebut, ke KNKT.
Wakil Ketua KNKT Haryo Satmiko menyatakan, Crash Surviveable Memory Unit (CSMU) sudah diterima oleh KNKT pada pukul 19.10 WIB, dan langsung disimpan di laboratorium KNKT. “Kita akan mengunduh data di laboratorium KNKT. Dari data ini baru selanjutnya bisa dianalisa untuk mendapatkan apa penyebab terjadi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 ini,” kata Haryo.
Haryo menyebut, KNKT sudah memperoleh semua data penerbangan, untuk mendukung semua tindakan penganalisaan. “Kami mendapatkan memang ada permasalahan teknis. Tapi itu semua menunggu untuk dibuktikan dari apa yang kami dapatkan di black box, yang kami temukan,” paparnya lebih lanjut.