YOGYAKARTA – Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menggencarkan edukasi pasar modal kepada para pelaku usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di daerah ini.
“Kami fokus mengedukasi pasar modal untuk perusahaan-perusahaan berskala UMKM,” kata Kepala Kantor Perwakilan BEI DIY, Irfan Noor Riza, di Yogyakarta, Selasa (20/11/2018).
Menurut Irfan, edukasi digencarkan karena pelaku UMKM dengan aset modal di bawah Rp5 miliar, dalam waktu dekat akan memiliki peluang untuk melantai di bursa saham.
Hal itu menyusul dibahasnya regulasi yang mempermudah sektor usaha kecil melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). BEI menargetkan pembahasan rampung pada akhir tahun ini.
“Kami berharap, nantinya semakin banyak perusahaan di DIY dari berbagai sektor dan skala, baik besar maupun kecil bisa menikmati pasar modal,” kata dia.
Menurut Irfan, banyak manfaat yang didapatkan, bila UMKM bergabung di pasar modal. Dengan IPO, maka mereka akan mudah mendapatkan alternatif pendanaan dari pasar modal.
“Sementara dari sisi masyarakat sebagai calon investor, berarti akan mudah ikut memiliki perusahaan UMKM di sekitarnya,” kata dia.
Selain itu, dengan bergabungnya UMKM di pasar modal, Irfan berharap akan semakin banyak masyarakat DIY yang berminat menjadi investor pasar modal.
Irfan mengatakan, hingga saat ini baru ada dua perusahaan berskala besar di DIY yang berani mencatatkan sahamnya di pasar modal. Keduanya dari sektor perhotelan dan jasa.
“Mudah-mudahan ke depan akan muncul dari sektor perbankan di DIY yang listing di pasar modal,” kata Irfan.
Pertumbuhan jumlah investor di DIY, menurut dia, terus meningkat setiap tahun. Ia menyebutkan, jumlah investor pasar modal di DIY per bulan Juli 2018 mencapai 36.437 investor, dan hingga akhir tahun ini ditargetkan mampu mencapai 40.000 investor. (Ant)