Pemanfaatan Cuaca, Kunci Sukses Budidaya Ikan Air Tawar

Editor: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Pengembangan kawasan minapolitan di wilayah Lampung Selatan terus ditekuni oleh para pembudidaya ikan air tawar.

Tibanya musim hujan berdampak positif bagi pembudidaya ikan air tawar di wilayah Penengahan di antaranya sejumlah kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan).

Stevanus Sukoco (28), salah satu pembudidaya ikan air tawar menyebut, dampak kemarau berimbas sejumlah kolam ikan miliknya terbuat dari terpal dibiarkan kosong. Pasokan air diakuinya menjadi kendala selama kemarau ditambah faktor penguapan yang lebih cepat terjadi.

Stevanus Sukoco yang memiliki sekitar lima kolam terpal berukuran 3×4 meter menyebut, kesulitan pasokan air yang selama diperoleh dari sumur dengan sistem pompa. Sejak bulan Juli dari total lima kolam terpal, ia bahkan hanya mempertahankan dua kolam terpal untuk budidaya ikan lele masing masing ditebar dengan benih 1000 ekor.

Hujan yang mulai turun selama hampir dua pekan disebutnya mulai membuat debit air di sumur miliknya membesar.

“Hujan yang sudah turun sekaligus ikut mendukung suhu lingkungan yang cocok untuk budidaya ikan air tawar. Termasuk pasokan air pada kolam budidaya mengandalkan air sumur,” beber Stevanus Sukoco, salah satu pembudidaya ikan air tawar, saat ditemui Cendana News, Senin (5/11/2018).

Stevanus Sukoco menyebut, kondisi cuaca menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan dirinya dalam melakukan budidaya ikan air tawar. Selama musim kemarau ia menyebut, kendala air dan suhu yang lebih tinggi membuat sebagian ikan lele miliknya gampang stres, mudah mati dan terkena serangan penyakit jamur.

Ikan lele yang memiliki sifat kanibal tinggi bahkan mengakibatkan kerugian hampir dua persen saat musim kemarau. Kemarau juga membuat sejumlah produsen benih mengurangi produksi sehingga pasokan benih berkurang bahkan terhenti.

Lihat juga...