Pembudidaya Ikan di Seruyan Tinggalkan Cara Manual
KUALA PEMBUANG – Pembudidaya ikan di Desa Sungai Undang, Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, kini meninggalkan pembuatan pakan ikan dengan cara manual dan beralih menggunakan mesin.
Rahmat Santoso, seorang pembudidaya ikan patin di Desa Sungai Undang, saat berada di Kuala Pembuang, Minggu mengatakan, beralihnya pembuatan pakan menggunakan mesin teknologi ini, dikarenakan lebih efektif serta efisien hingga mampu menghemat waktu produksi.
“Membuat pakan ikan secara manual biasanya memakan waktu selama 3 jam, sedangkan menggunakan mesin hanya memerlukan waktu selama 1 jam,” katanya.
Menurut Rahmat, pakan yang dihasilkan jauh lebih banyak menggunakan mesin, selama 1 jam masa pengolahan, pakan yang didapat adalah sebanyak 100 kilogram. Sementara cara manual hanya mampu menghasilkan 75 Kg pakan selama 3 jam masa pengolahan.
Peralihan ini terjadi sejak 2017, berkat bantuan mesin pengolah pakan ikan dengan sistem pinjam pakai dari pemerintah desa yang memanfaatkan dana desa.
“Setiap kelompok pembudidaya ikan mendapatkan satu bantuan mesin yang digunakan bersama,” kata dia.
Dia mengatakan, kecepatan pembuatan pakan berdampak positif terhadap masa panen. Sebelumnya, untuk panen pada sekitar 2.000 benih ikan yang ditabur memerlukan waktu selama 6 bulan bahkan lebih, namun kini panen dapat dilakukan antara 4-5 bulan.
“Cepatnya masa panen dikarenakan pemberian pakan kepada ikan meningkat. Jika sebelumnya pemberian pakan hanya dilakukan 2 kali sehari, kini meningkat menjadi 4 kali sehari,” ujarnya.
Pemasaran ikan hasil panen cukup mudah dilakukan, biasanya pengepul asal Sampit datang dan membeli semua hasil panen, dengan harga antara Rp16-17 ribu per kilogram. Apabila pengepul tidak datang, ikan biasa dijual ke lingkungan sekitar yaitu dengan harga Rp18 ribu/ Kg.