Peralihan Musim, Petani Tambak Kurangi Takaran Benih Udang

Ilustrasi tambak - Foto Dokumentasi CDN

SIDOARJO – Petani tambak di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mengurangi takaran menebar benih udang yang dimasukkan ke tambak. Hal itu mempertimbangkan, terjadinya peralihan musim kemarau ke musim hujan di wilayah setempat.

Salah satu petani tambak Desa Buncitan, Sedati, Sidoarjo, Khumaidi, mengatakan, pengurangan takaran menebar benih udang, dilakukan untuk mengurangi resiko kerugian akibat perubahan cuaca. Untuk tambak dengan ukuran sembilan hektare, benih udang yang ditebar 20 ribu ekor, jumlah biasanya mencapai 30 ribu ekor.

“Kalau perubahan musim seperti sekarang ini, tingkat keasaman air hujan cukup tinggi. Hal itu ditunjang dengan polusi udara yang dibawa oleh air hujan dan ditampung di dalam tambak. Hal inilah yang menyebabkan banyak udang mati,” tutur Khumaidi, saat dikonfirmasi di Sidoarjo, Rabu (21/11/2018).

Selain mengurangi takaran, petani tambak di Sidoarjo juga rutin melakukan pengecekan kadar keasaman air, yang ada di dalam tambak. Pengecekan dilakukan dua hari sekali, pada pagi hari. Atau juga setelah turun hujan, karena ada kecenderungan keasaman air tambak akan berubah saat hujan turun.

Kualitas air yang bagus merupakan sarana utama, supaya kondisi udang yang ditebar bisa tumbuh dengan maksimal. “Tidak hanya untuk udang, tetapi untuk ikan bandeng juga diperlukan penanganan yang sama, supaya ikan bisa tumbuh dengan maksimal dan hasilnya bisa bagus,” tandasnya.

Upaya antisipasi petani tambak tersebut, biasanya berlangsung selama satu sampai dua bulan di musim pancaroba. Setelahnya, kegiatan yang dilakukan akan berjalan seperti biasa. “Hal ini dilakukan supaya tidak banyak ikan atau udang yang mati, demi keberlangsungan petani tambak di Sidoarjo,” pungkas Khumaidi. (Ant)

Lihat juga...