Petani Dataran Rendah di Lamsel, Sukses Budidayakan Buncis
Editor: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Usaha sektor pertanian selama musim kemarau masih menjadi penopang perekonomian bagi masyarakat di Lampung Selatan.
Wawan Kurniawan (28), salah satu petani sayuran di Desa Kelaten, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, menyebut, prospek agro bisnis atau usaha sektor pertanian kerap terkendala pasokan air.
Selama kemarau, ia dan sejumlah petani lain bahkan terpaksa memanfaatkan sumur bor untuk pemenuhan kebutuhan pengairan, salah satunya sayuran buncis (Phaseolus vulgaris).
Wawan Kurniawan awalnya ragu membudidayakan buncis di dataran rendah Kecamatan Penengahan. Sebab, ia mengungkapkan, selama ini buncis banyak dibudidayakan di dataran tinggi dengan suhu yang sejuk agar sayuran buncis dapat tumbuh optimal.
Ia menyebut, pernah membudidayakan buncis di dataran tinggi Lampung Tengah dengan faktor suhu lingkungan yang sejuk, dingin yang berpengaruh pada produktivitas dan kesuburan tanaman buncis.
Permintaan akan sayuran buncis yang tinggi, membuat Wawan, demikian panggilan akrabnya, mencoba mengembangkan buncis dataran rendah, setelah dirinya pindah dari Lampung Tengah ke Lampung Selatan.
Jenis bibit yang digunakan, menurut Wawan, merupakan varietas buncis hibrida hasil persilangan sehingga bisa dibudidayakan di dataran rendah dengan suhu dominan panas. Tiga kali percobaan menanam buncis, kendala suhu dan pasokan air bisa diatasi dengan pola penyiraman seperti saat berada di dataran tinggi.
“Pemilihan benih buncis yang tepat menjadi kunci awal karena saya harus tahu jenis benih buncis bisa ditanam di dataran rendah dengan dukungan pasokan air untuk penyiraman. Sekaligus penyediaan air layaknya di dataran tinggi,” terang Wawan Kurniawan, salah satu petani buncis dan berbagai jenis sayuran saat ditemui Cendana News, Senin (5/11/2018).