Pipanisasi Air Bersih di Area Gempa
Apalagi angin yang cukup besar, membuat ngeri untuk melanjutkan pekerjaan. Selain itu, sesekali masih terdengar longsoran dari atas gunung. “Kita takut saja, tiba-tiba tebing di atasnya ada yang longsor,” katanya.
Paling tidak membutuhkan waktu selama satu pekan untuk memasang pipa di enam titik itu. “Sekarang ini, persoalan air sudah bisa teratasi di Dusun Senaru dan Dusun Batuko,” katanya.
Bagi Alip Sutamanggala, menjadi relawan untuk membantu korban bencana adalah suatu keharusan bagi siapa pun dan tidak mengenal imbalan apa pun. “Pas waktu mendengar gempa di Lombok, saya menawarkan diri untuk berangkat ke Lombok guna membantu saudara-saudara kita di sana,” katanya.
Setelah meminta izin kepada istri dan anaknya, dia pun langsung berangkat menuju Pulau Lombok. “Ini bentuk kepedulian sesama anak bangsa,” sambungnya.
Dia mengaku dirinya menjadi relawan itu tidak terlepas dari didikan saat masih aktif di PMPA Palawa Unpad. “Kita di PMPA Palawa Unpad itu diajarkan juga soal kebencanaan, tanggap darurat sampai sosial pedesaan, itu menjadi ketrampilan utama selain tetap beraktivitas di dunia kegiatan alam bebas,” katanya.
Dia pun pernah menjadi relawan yang bergabung dengan organisasi Sokola saat musibah tsunami Aceh pada 2004 silam. (Ant)