Seekor Badak Sumatera Selamat dari Jebakan di Kalimantan

Ilustrasi badak /Foto; dokumentasi CDN

Terkait hal ini Direktur Jenderal KSDAE, Wiratno, mengatakan, translokasi merupakan langkah awal yang sangat penting, dalam upaya menyelamatkan Badak Sumatera. Saat ini satwa tersebut berada dalam situasi kritis. “Pemerintah Indonesia berkomitmen penuh, tidak hanya untuk upaya pengembangbiakan semi alami yang sekarang sedang berlangsung, tetapi juga untuk menjaga habitat alami Badak Sumatera, dengan harapan akhirnya melepaskan kembali satwa ke alam,” lanjutnya.

Telah disusun rencana operasi penyelamatan, sebagai awal program penyelamatan yang telah direncanakan. Tujuannya untuk menyelamatkan spesies dari kepunahan. Hasil akhirnya, adanya peningkatan populasi badak Sumatera di habitat alami, baik di Sumatera maupun di Kalimantan.

Sementara itu, tim penyelamat Badak Sumatera merupakan para ahli yang terdiri atas unsur Pemerintah, mitra, dan organisasi konservasi badak, sesuai Surat Keputusan Direktur Jenderal KSDAE Nomor SK. 93/KSDAE/SET/KSA.2/2/2018 Jo SK.321/KSDAE/SET/KSA.2/2/2018. Tim ini terdiri atas tim kesehatan, yaitu dokter hewan perawat badak dan pencari pakan, serta tim monitoring, yaitu personil cek pit trap, monitoring pergerakan badak harian, serta personil penyiapan kandang angkut, boma dan koridor.

Upaya penyelamatan Badak Sumatera di Kalimantan Timur tersebut, juga didukung oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Pemerintah Kabupaten Kutai Barat, Sekretariat Bersama Badak Indonesia, Yayasan WWF Indonesia, Aksi Konservasi Hutan Tropis (TFCA), Yayasan Badak Indonesia (YABI), Aliansi Lestari Rimba Terpadu (ALeRT), Institut Pertanian Bogor (IPB), PT. Hutan Lindung Kelian Lestari (HLKL), Borneo Rhino Alliance (BORA). Kemudian ada Universitas Mulawarman, Komunitas Pecinta Alam Damai (KOMPAD), mitra terkait lainnya dan komunitas masyarakat adat. (Ant)

Lihat juga...