Siswa SMA di Sumsel, Temukan Inovasi Briket Limbah Salak
PALEMBANG – Inovasi briket dari limbah biji salak dan ampas tebu karya Tim SMA Negeri Sumatera Selatan, berhasil meraih juara pertama dan menjadi ide inovasi terbaik dalam kompetisi Bukit Asam Foundation (BAF) Innovation Sains Festival.
Tim SMA Negeri Sumatera Selatan tersebut, seperti dilaporkan Ahad, terdiri dari Dewi Mirah Rezki, Surya Bima Wicaksono, dan Azis Saputra.
Ajang BAF Innovation Sains Festival “Kreasi Untuk Indonesia” yang diselenggarakan oleh PT. Bukit Asam, Tb tersebut berlangsung pada 7-8 November 2018 lalu di Bukit Asam Tanjung Enim Sumsel dan ketiganya mendukung keberhasilan meraih juara 1. Briket hasil penelitian mereka selama dua minggu juga dianugerahi predikat Best Idea.
“Dalam ajang ini kami berhasil mengalahkan 14 finalis lainnya dari 7 Kabupaten dan Kota di Sumsel,” Papar Dewi dijumpai di SMA Negeri Sumsel di Palembang.
Ide awal pembuatan briket dari limbah biji salak dan ampas tebu ini dari sampah buah yang ada di kantin sekolah. Ketiganya melihat bahwa salak merupakan komoditas perkebunan terbesar setelah pisang dan nanas.
Sedangkan ampas tebu juga sangat melimpah sehingga sangat baik untuk dimanfaatkan guna mengurangi limbah biji salak dan ampas tebu yang selama ini hanya dibuang masyarakat.
Menurut Dewi, salak adalah salah satu buah yang sering masuk dalam menu makanan mereka dan hampir selalu ada.
Dari sana ia bersama dua rekan lainnya Azis dan Bima memikirkan kemungkinan pengolahan limbah biji salak menjadi sumber energi.
“Melihat itu maka muncul gagasan untuk membuat briket produk BRIPTU alias Briket Biji Salak Ampas Tebu menjadi briket,” Ujar Azis. Ketiga siswa kelas XII IPA 2 ini membuat energi alternatif terbarukan yang aplikatif bagi masyarakat dengan mengolah limbah biji salak dan ampas tebu menjadi bahan bakar briket.