Waspada MR, Balikpapan tak Cabut Status KLB Difteri

Editor: Koko Triarko

Sekretaris Tim Imunisasi Measles Rubella, Esther Vonny -Ferry Cahyanti
BALIKPAPAN – Hingga kini, Pemerintah Kota Balikpapan belum mencabut status kejadian luar biasa (KLB) Difteri, karena masih dalam tahap pencegahan.
Belum usainya masa KLB Difteri di Kota Balikpapan, juga karena masih harus diwaspadainya penyakit Campak dan Rubella, mengingat cakupan imunisasi Measles Rubella belum mencapai target.
Kewaspadaan terhadap penyakit MR tersebut, juga karena jumlah kasus rubella di Kota Balikpapan dalam tiga tahun terakhir terus meningkat.
Pada 2016, ada 29 kasus, 2017 meningkat tajam menjadi 129 kasus dan tahun ini diperkirakan juga akan meningkat lagi.
“Kalau untuk 2018, saya belum berani bilang karena yang jelas meningkat. Kami mengirimkan sampel darah juga meningkat. Kami mengirimkan sampel darahnya kan lebih banyak, jadi kemungkinan posistif lebih banyak, belum ada hasilnya,” kata Sekretaris Tim Imunisasi Measles Rubella, Esther Vonny, Jumat (9/11/2018).
Esther Vonny menuturkan, suatu daerah disebut KLB, bila terjadi peningkatan kasus hingga dua kali lipat dari tahun sebelumnya, atau sebelumnya kasus penyakitnya sudah hilang, namun tiba-tiba ada lagi.
“Kami sudah menyampaikan, kita dalam situasi KLB difeteri belum dicabut, jadi kita berupaya ini kan ada pencegahannya, jadi kota mengeluarkan data. Sebenarnya kita sudah dalam keadaan waspada menuju KLB,” tandasnya.
Karena itu, upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pencegahan, yakni dengan imunisasi Measleas Rubella. Namun, kini cakupan untuk pencapaian imunisasi MR masih belum mencapai target 95 persen.
Sementara terkait masih banyaknya penolakan terhadap imunisasi MR, Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi, akan melaporkan persoalan ini kepada Pemerintah Pusat.
“Ya, segala upaya akan kita lakukan itu, bahkan nanti kalau Wapres datang, ada kesempatan saya akan ngomong dengan Wapres, karena informasinya Wapres mau datang,” paparnya.
Menurut Rizal, kendala untuk mencapai cakupan imunisasi MR itu, karena masih ada perbedaan pandangan, sehingga sosialisasi pun harus digencarkan.
“Karena ini program pemerintah, kalau ada kesempatan, sosialisasi sama Kantor Kementeraian Agama (Kemenag) Balikpapan sudah dilakukan dan diundang semua. Tinggal kita lihat hasilnya,” ujar Rizal.
Imunisasi MR penting diberikan, karena memberi perlindungan tubuh (kekebalan fisik) dari dua penyakit bahaya, yakni Rubella dan Campak. Karena dari dua penyakit tersebut bisa berdampak kematian dan kecacatan.
Lihat juga...