Banjir, Petani Panen Dini Padi

Editor: Mahadeva WS

Selama musim panen kali ini, dalam sehari, Dia bisa berpindah lima hingga enam kali. Biaya sewa combine harvester, menyesuaikan luasan lahan. Harganya berkisar dari Rp500 ribu hingga Rp2 juta. “Saya hanya menjalankan, nanti hasilnya akan dibagi sesuai dengan persentase, sehingga hasilnya tidak menentu, sesuai luasan lahan padi yang dipanen,” ungkapnya.

Dalam bekerja, Badrun membawa lima orang, yang bertugas sebagai kernet. Tugasnya, memasukkan gabah dan mengganti karung pada mesin, memindah gabah ke karung yang lebih besar, dan memindah gabah ke kendaraan pengangkut.

Sutiman, salah satu penyedia jasa ojek gabah menyebut, proses pengangkutan gabah atau biasa disebut unjal, dilakukan dengan sistem upah, sebesar Rp3.000 perember. Satu karung gabah, biasa berisi lima ember besar. Kini kehadiran kendaraan roda dua untuk mengangkut lebih memudahkan pengangkutan. Kendaraan roda dua dimodifikasi dengan kayu untuk penahan dan bagian ban diberi rantai. Panen saat kemarau cukup mudah mengoperasionalkan ojek.

Namun, saat musim penghujan disertai banjir, pengojek menghadapi kesulitan yang lebih besar. Ojek diupah Rp5.000 hingga Rp10.000 perkarung, tergantung jarak. Disaat banyak yang membutuhkan seperti saat ini, tarifnya naik menjadi Rp15.000 perkarung. “Jalan berlumpur membuat motor susah melintas dan harga premium mulai naik sekaligus langka sehingga upah naik,” papar Sutiman.

Melalui usaha ojek gabah tersebut, Sutiman mengaku bisa mendapatkan hasil Rp250.000 hingga Rp450.000 perhari. Upah tersebut, bisa lebih banyak tergantung petani yang sedang panen.

Lihat juga...