Belum Berani Pulang, Warga Lamsel Mengungsi di Balai Desa

Editor: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Dampak gelombang tsunami di Selat Sunda yang terjadi pada Sabtu malam (22/12) berimbas kerusakan infrastruktur, korban jiwa dan luka luka.

Akibat terjangan ombak di sejumlah desa di wilayah pesisir pantai Lampung Selatan (Lamsel), posko pengungsian sementara disediakan secara mandiri oleh warga.

Supadi, Kepala Dusun Minang Ruah, Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni menyebut warga sudah mengungsi sejak malam terjadinya gelombang pasang tsunami.

Pada malam kedua pasca kejadian tsunami Selat Sunda, sejumlah wanita dan anak anak disebut Supadi mengungsi di balai Desa Kelawi. Ia menyebut, sesuai dengan pelatihan yang dilakukan pada kejadian bencana alam, jalur evakuasi, lokasi pengungsian hingga dapur umum sudah ditentukan di balai desa setempat.

Lokasi yang berada di dataran tinggi sekaligus luas menjadi pilihan untuk tempat mengungsi sementara.

Keputusan untuk mengungsi tersebut diakui Supadi dilakukan karena masyarakat khawatir akan tsunami susulan. Meski sudah ada imbauan resmi jaminan tidak akan ada tsunami susulan, namun kekhawatiran membuat warga memilih mengungsi dan belum berani kembali ke rumah masing masing.

Supadi, Kepala Dusun Minang Rua, Desa Kelawi, menginventarisir sejumlah kerusakan di rumah warga – Foto Henk Widi

Warga yang tinggal di Dusun Minang Rua disebut Supadi pada malam kejadian sekitar pukul 20.00 melihat Gunung Anak Krakatau (GAK) mengeluarkan lava pijar disertai suara gemuruh. Setelah itu gelombang pasang menerjang sebagian besar wilayah pantai Minang Rua.

“Seluruh warga langsung mengungsi ke wilayah yang aman dan diarahkan ke balai desa. Memasuki malam kedua warga masih trauma, khawatir tiba tiba terjadi tsunami susulan,” terang Supadi, kepala dusun Minang Rua, saat dikonfirmasi Cendana News, Minggu (23/12/2018).

Lihat juga...